SOLOPOS.COM - Kapolres Gunungkidul AKBP Nugrah Trihadi (tengah) saat memaparkan rencana pemetaan rawan bunuh diri di Mapolres, Kamis (28/7/2016) (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Bunuh diri Gunungkidul coba diminimalkan dengan berbagai cara.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL  – Kepolisian Resor Gunungkidul konsen menekan angka gantung diri. Seluruh anggota Babhinkamtibmas di seluruh 144 desa ditugaskan untuk membuaat pemetaan daerah rawan gantung diri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Kepala Polres Gunungkidul AKBP Nugrah Trihadi, anggota bhabinkamtibmas tidak akan kesulitan untuk melakukan pemetaan. Selain sudah melihat karakteristik dan kondisi di wilayah tugas, dalam pelaksanaannya juga bisa berkoordinasi dengan Kepala Desa dan anggota babinsa.

“Saya kira waktu satu bulan sudah cukup untuk pemetaan,” kata mantan Kapolres Bangka Timur ini, Kamis (28/7/2016)

Dia menambahkan, usaha lain untuk pencegahan dilakukan dengan cara menjalin komunikasi dengan tokoh agama maupun tokoh masyarakat. Koordinasi dilakukan untuk menggiatkan tindak pecegahan dengan melakukan sosialisasi di pertemuan desa, dusun maupun RT. Nugrah menilai, dengan rutin memberikan sosialisasi maka masyarakat akan sadar sehingga tidak melakukan tindakan tersebut.

“Terlepas adanya mitos tentang pulung gantung, sebisa mungkin masyarakat diberi pemahaman jika bunuh diri itu dilarang agama. Sosialisasi bisa dilakukan secara rutin di setiap pertemuan apakah itu mingguan atau sebulan sekali,” imbuhnya.
Depresi Jadi Penyebab

Psikiater Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari Ida Rochmawati mengatakan, penyebab bunuh diri dikarenakan depresi. Untuk itu, penderita gangguan jiwa butuh pertolongan, dan bukan untuk diabaikan hak-haknya.

“Suka tidak suka, mereka hidup berdampingan dengan kita. Jadi, akan lebih baik memberikan pertolongan, karena dengan mengucilkan mereka membuat kondisi penderita jadi semakin parah,” tutur Ida.

Lebih jauh Ida mengatakan, ganguan kejiwaan terbagi dalam tiga kategori, ringan, sedang dan berat. Ciri-ciri orang yang mengalami gangguan jiwa ringan seringkali stres, depresi atau mengalami suatu keadaan yang tidak bisa dijelaskan dengan logika. Menurut Ida, ganguan jiwa, khususnya penderita depresi bisa berdampak fatal. Tak jarang, penderita mengakhiri beban yang dialami dengan cara bunuh diri.

“Untuk itu saya berharap ada kerja sama lintas sektoral untuk bersama-sama melakukan penanggulangan. Salah satunya, mengantisipasi kejadian bunuh diri dengan sosialisasi tentang penting kesehatan jiwa,” kata Ida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya