BUNUH DIRI BANTUL : Sudah 12 Kasus Terjadi, dari Gantung Diri Sampai Terjun ke Sungai

Bunuh diri Bantul terjadi hingga 12 kasus tahun ini

Harianjogja.com, BANTUL- Bunuh diri di Kabupaten Bantul tergolong tinggi. Selama 2015 lalu telah terjadi 19 kasus bunuh diri, sedangkan di 2016 sampai dengan Agustus ini jumlah kasus bunuh diri sudah mencapai 12 kasus.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Data yang dihimpun dari Polres Bantul menunjukkan pada semester pertama 2016 mengalami kenaikan yang cukup signifikan, jika dibadingankan pada periode yang sama pada 2015.

“Kasus yang terjadi rata-rata disebabkan oleh persoalan ekonomi dan faktor penyakit yang tak kunjung sembuh,” ujar Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Anggaito Hadi Prabowo, Minggu (21/8/2016).

Menurut Anggaito selain karena persoalan ekonomi dan penyakit, terdapat kasus dengan beragam motif lainya. Sebelumnya pada Februari lalu seorang bapak beserta anak tirinya nekat bunuh diri karena terlibat perselingkuhan.

Kemudian terdapat seorang perempuan remaja yang mengakhiri hidupnya karena tidak dibelikan sepeda motor oleh orang tuanya. Terakhir, pada Selasa (16/8/2016) seorang pemuda nekat gantung diri akibat terlalu lama menganggur.

Selain motif yang beragam, cara mengakhiri hidup juga beragam caranya. Setidaknya dari 12 kasus bunuh diri pada tahun ini. Sebanyak tujuh di antaranya dilakukan dengan cara gantung diri. Sementara lima lainya dilakukan dengan meminum racun, menceburkan diri ke laut, ke sumur dan ke sungai.

“Sekarang seakan menjadi tren bunuh diri dengan cara terjun dari atas jembatan. Ini terjadi pada Maret, Juli dan Agustus 2016. Ada satu yang selamat dua di antaranya tewas,” jelas Anggaito.

Belum ditemukan indikasi lain dalam setiap kasus bunuh diri yang terjadi di Kabupaten Bantul. Anggaito menyatakan semuanya masih murni kasus bunuh diri.