Solopos.com, JAKARTA — Sebanyak tiga motor dan pos polisi dibakar di seberang Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, sebagai buntut dari aksi penolakan RUU KUHP dan sejumlah RUU kontroversial lainnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Selasa (24/9/2019) malam, kericuhan yang berawal di depan Gedung DPR/MPR meluas hingga ke arah Stasiun Palmerah.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Di sekitar stasiun, mahasiswa dan sejumlah orang tidak dikenal membakar tiga motor yang terparkir di dekat pos polisi Palmerah. Belum diketahui pemilik ketiga motor tersebut. Tak hanya itu, pos polisi juga dibakar oleh massa.
Kondisi itu memicu polisi untuk menembakkan gas air mata ke arah massa yang berada di Jl Tentara Pelajar. Massa berhamburan menuju Jl Palmerah Selatan, yang mengarah ke Gedung Menara Kompas.
Kondisi itu pun membuat situasi lalu lintas di Jl Tentara Pelajar mandek. Sejumlah mobil, truk, dan Bus Transjakarta tertahan di ruas jalan karena tidak ada jalur alternatif di wilayah tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, hujan gas air mata masih terjadi. Sementara mahasiswa dan massa lainnya masih bertahan di sekitar Stasiun Palmerah.