SOLOPOS.COM - Seorang PNS berdiri diatas lokasi yang diduga terdapat bunker dibawahnya di Balaikota Solo, Rabu (8/8) peninggalan zaman Belanda masa pemerintahan Pakoe Boewono (PB) X. Tim dari Balai Arkeologi dijadwalkan datang ke lokasi untuk melakukan penggalian dan mengkaji temuan itu mulai Kamis (9/8) hingga Senin (13/8).(JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)


Seorang PNS berdiri diatas lokasi yang diduga terdapat bunker dibawahnya di Balaikota Solo, Rabu (8/8) peninggalan zaman Belanda masa pemerintahan Pakoe Boewono (PB) X. Tim dari Balai Arkeologi dijadwalkan datang ke lokasi untuk melakukan penggalian dan mengkaji temuan itu mulai Kamis (9/8) hingga Senin (13/8).(JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO–Sebuah bunker atau ruang bawah tanah yang diduga peninggalan zaman Belanda masa pemerintahan Pakoe Boewono (PB) X ditemukan di Komplek Balaikota Solo, tepatnya di bekas gedung Dharma Wanita dan PKK bagian utara komplek gedung pemerintah itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tim dari Balai Arkeologi dijadwalkan datang ke lokasi untuk melakukan penggalian dan mengkaji temuan itu mulai Kamis (9/8) hingga Senin (13/8/2012). Saat ini, tempat yang diduga pintu masuk bunker masih berupa gundukan tanah. Perlu penggalian menyeluruh untuk mengetahui wujud bunker itu serta mengkaji sejarah dan kegunaannya di masa lalu.

Kepala Bidang Pelestarian Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo, Mufti Raharjo, kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (8/8/2012), mengungkapkan keberadaan bunker itu awalnya diketahui dari upaya pemetaan kawasan dan bangunan cagar budaya yang dilakukan DTRK. Selain itu, juga dari testimoni sejumlah saksi sejarah yang mengaku pernah melihat bunker tersebut.

“Risetnya cukup lama. Kami menelusuri naskah kuno maupun narasumber yang bisa memberikan testimoni. Bahkan kami juga menemukan keterangan mengenai bunker itu dalam naskah kuno Belanda,” jelas Mufti.

Dengan demikian, Mufti menambahkan, pihaknya memiliki sumber primer, berupa testimoni saksi sejarah, maupun sumber sekunder, yaitu dari naskah-naskah kuno. Setelah risetnya lengkap, Mufti kemudian menghubungi Balai Arkeologi dan mereka akan mengirimkan tim ke lokasi untuk menggali.

Terpisah, sejarawan asal UNS, Tunjung W Sutirto, berpendapat tidaklah mengejutkan jika di bawah tanah balaikota terdapat bunker. Pada masa penjajahan Belanda, komplek balaikota masuk dalam kluster Eropa, menyatu dengan Benteng Vastenburg, Lojiwetan, gedung BI dan lain-lain. Balaikota sendiri, menurut Tunjung, dulunya  merupakan rumah dan kantor Residen Belanda.

“Sebagai kawasan yang dulunya milik Belanda, sangat tidak mengherankan jika di balaikota ditemukan bunker. Bahkan saya menduga bunker itu terhubung dengan bunker lain. Informasi yang ada menyebutkan di dekat Telkom, bahkan di antara Benteng Vastenburg dan Keraton Solo juga ada terowongan bawah tanah,” papar Tunjung, saat dihubungi Solopos.com, Rabu.

Ditanya apa kira-kira fungsi bunker itu pada masa lalu, Tunjung mengatakan hal itu baru bisa diketahui setelah dilakukan penggalian dan pengkajian. Biasanya, kalau tidak berfungsi sebagai perlindungan, bunker itu merupakan gorong-gorong saluran irigasi. Beda antara keduanya cukup jelas dilihat dari bentuk dan ornamennya.

Bunker untuk perlindungan, biasanya memiliki ornamen yang cukup indah. Sedangkan gorong-gorong lebih sederhana. Tunjung mengatakan untuk saat ini yang terpenting adalah menyelamatkan dan melindungi bunker itu sebagai bangunan bersejarah. Sedangkan mengenai pemanfaatannya di kemudian hari, bisa dipikirkan nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya