Solopos.com, SOLO – Bunga berbau seperti bangkai yang tumbuh di taman SDN Panularan 06 Laweyan, Solo, dipastikan bukan jenis Raflesia Arnoldi. Bunga itu disebut-sebut sebagai keluarga tanaman suweg atau amorphopallus.
Hal itu dijelaskan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo Gatot Sutanto. Dia memastikan tanaman aneh itu bukan Raflesia Arnoldi atau bunga bangkai pada umumnya.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Operasi Zebra di Karanganyar Dimulai, 4 Pelanggaran Ini Jadi Sasaran
Menurutnya tanaman itu termasuk dalam jenis talas-talasan. Dia pun tidak memungkiri, bunga itu mengeluarkan bau seperti bangkai, namun hanya di waktu tertentu saja.
“Dilihat ukurannya kecil bukan bungai bangkai [Raflesia Arnoldi]. Kalau di desa-desa cukup banyak juga. Tapi kalau di kota, saya baru pertama kali menemukannya selama menjabat di DLH. Petugas kami akan segera mengecek ke lokasi untuk memastikan jenis bunga itu,” papar dia saat dihubungi Solopos.com, Senin (26/10/2020).
Buntut Kasus Pembunuhan Yulia di Sukoharjo: 1 Pelaku Ditangkap, Masih Ada yang Lain?
Ia menyebut tidak menutup kemungkinan akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan karena bunga bangkai itu berada di dalam sekolah. Hal itu dapat menjadi media pembelajaran serta bunga dapat terawat.
Suweg
Sementara itu Kasi Pertamanan DLH, Didik Suprihanto, yang mengecek langsung ke lokasi mengatakan bunga itu kerap ditemukan di perdesaan tetapi jarang di Kota Solo.
“Memang sekilas berbau amis tapi hilang lalu beberapa saat tumbuh lagi. Ini dibiarkan saja bisa semakin bertumbuh. Dilihat dari ciri-ciri ukuran ini bunga suweg. Memang sekilas hampir mirip dengan bunga bangkai,” papar Didik.
Sidak Tempat Hiburan Malam dan Karaoke di Solo, Polisi Temukan Ini
Menurutnya, tanaman itu masuk dalam kategori talas-talasan sehingga siklus hidupnya berbeda dengan Raflesia Arnoldi atau bunga bangkai. Ia menyebut talas-talasan itu tidak selalu berpengaruh pada cuaca saat ini.
“Kalau di desa cukup banyak, tapi di Solo khususnya sangat jarang,” papar dia.
Muncul 2 Pekan Terakhir
Anak penjaga sekolah tersebut, Suciati Zulaicha, 29, mengatakan bunga itu muncul dalam dua pekan terkahir. Namun, semula bunga itu hanya kuncup kecil. Barulah pada Minggu (25/10/2020) sore bunga itu mekar.
Warga Wonogiri Meninggal di Hotel Wilayah Keprabon Solo Ternyata Anggota Staf KPU
Suci mengatakan taman itu semula dibangun pada akhir tahun lalu. Pada saat membangun taman, salah seorang wali murid menanam pohon jenis suweg. Namun, pohon itu sudah mati beberapa bulan lalu.
“Waktu dicek dicangkul sudah tidak ada pohonnya. Tapi kok ini tumbuh lagi, kalau ini bunga suweg kok bau sekali. Banyak yang menyebut ini bunga suweg,” terang Suci.