SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL—CEO PT Bandung Indonesia Golsport M Kusnaeni menegaskan tidak bakal mendatangkan pemain berstatus kelas dunia atau marquee player untuk menghuni skuat Persiba Bantul seperti yang pernah diterapkan kepada Bandung FC.
   
Marquee player? Tidak mungkin. Pemain asing tetap tetapi jangan marquee player,” ungkap Kusnaeni saat ditemui Harian Jogja seusai mengikuti verifikasi Stadion Sultan Agung, Senin (3/10) lalu.
   
Alasannya, pertama tidak cocok dari segi biaya dan kedua waktu yang dimiliki terlalu mepet untuk mendatangkan pemain kelas dunia. Imbasnya, Kusnaeni mengaku tidak bakal mendatangkan mantan pemain Timnas Inggris, Lee Andrew Hendrie, yang pernah memperkuat Bandung FC.
   
Menurut Bung Kus, sapaan Kusnaeni, Lee Hendrie tidak bakal didatangkan karena tingkat harganya terlalu jauh dan tingkat kebutuhan Persiba terhadap pemain tersebut tidak terlalu tinggi. “Tim ini [Persiba] materi pemainnya sudah cukup kuat. Tinggal dilengkapi beberapa pemain,” ungkap Bung Kus.
   
Baru-baru ini, saat diwawancarai salah satu media di Inggris, ESPN UK, Lee mengaku masih tertarik untuk bermain di Indonesia karena mantan pengatur serangan Bandung FC berusia 34 tahun tersebut sedang mencari klub.
   
Pencarian itu dilakukan menyusul keputusan pengelola Liga Primer Indonesia (LPI) yang menghentikan kompetisi setelah putaran pertama selesai. “Kami sedang membuka pembicaraan kontrak yang kemungkinan terputus di Indonesia. Jadi, saya berada dalam tahap yang tidak ada kepastian dan kemungkinan harus mencari opsi bermain di tempat lain,” kata Hendrie.
   
Sedianya Hendrie masih akan dijadikan marquee player oleh konsorsium LPI, untuk klub-klub hasil merger antara LPI dan Indonesia Super League/Divisi Utama. Sayang, Hendrie enggan menurunkan banderol kontrak per musim.
   
Pemain yang mengoleksi satu caps di timnas Inggris itu tetap bertahan di angka seperti yang didapat di Bandung FC. Konon, Hendrie mematok harga US$250.000 atau sekitar Rp2,2 miliar untuk satu musim.
   
Dengan harga setinggi langit itu, hampir mustahil ada klub-klub Indonesia yang bisa mengontraknya apalagi musim 2011/12 akan diikuti 24 tim dengan satu wilayah. “Yang jelas, saya masih berambisi untuk bermain sampai merasa tidak sanggup. Saya mudah bosan jika berdiam diri terlalu lama di rumah,” ujar Hendrie.
   
Dalam wawancara itu, Hendrie tak lupa menyampaikan kritik terhadap atmosfer sepak bola Indonesia. “Standar sepak bola Indonesia? Sangat berbeda. Saya rasa sama dengan Liga Conference [di bawah League Two Inggris],” kata Hendrie.
   
“Buruknya lapangan juga mempengaruhi kualitas pertandingan. Tidak semua lapangan terlihat hijau. Satu ketika saya bisa menguasai bola dengan nyaman tetapi sedetik kemudian harus berhadapan dengan area yang tidak rata,” Hendrie menambahkan.(Harian Jogja/Galih Eko Kurniawan)

HARJO CETAK

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya