SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

BUMD Jatim Jamkrida kinerjanya mengecewakan, butuh perbaikan.

Madiunpos.com, SURABAYA — Dewan direksi PT Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Jawa Timur dituntut segera berbenah setelah laba badan usaha milik daerah (BUMD) Jatim tersebut dilaporkan merosot drastis. Tak tanggung-tanggung, mencapai 46,44% pada tahun buku 2014.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan paparan rapat umum pemegang sahan (RUPS) Jamkrida Jatim yang diperoleh Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) belum lama ini, perusahaan tersebut hanya membukukan keuntungan senilai Rp2,11 miliar tahun 2015 lalu, alias turun dari torehan laba 2013 sejumlah Rp3,94 miliar.

Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Akhmad Sukardi menegaskan penurunan laba tersebut adalah sinyal kuning bagi direksi Jamkrida untuk segera mengambil langkah strategis agar kondisi serupa tidak terulang pada tahun buku 2015. Akhmad—yang sekaligus menjabat sebagai Komisaris Utama Jamkrida Jatim—memaparkan modal kerja yang disetor tahun lalu berjumlah Rp155 miliar, dengan total aset senilai Rp181,80 miliar.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara itu, nilai jaminan kredit Jamkrida Jatim pada 2014 adalah Rp710,33 miliar, yang dialirkan kepada total 27.565 usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan serapan pekerja sejumlah 82.387 orang. Pada tahun kelima operasional Jamkrida Jatim—yang didirikan sejak 15 Januari 2010—total pembayaran klaim mencapai Rp18,13 miliar. Sementara itu, total penerimaan subrogasi perusahaan mencapai Rp4,34 miliar.

“Ini memengaruhi penurunan modal atau ekuitas sendiri menjadi hanya Rp164,49 miliar. Jadi, harus ada evaluasi terhadap peluang, hambatan, atau permasalahan operasional. Selanjutnya, dicari jalan keluar untuk ditindaklanjuti manajemen,” jelas Akhmad.

Aset Naik
Direktur Utama Jamkrida Achmad Nur Chasan dalam laporannya mengelaborasi total plafon kredit yang dijamin perusahaannya bernilai Rp710,33 miliar, naik 35,29% dibandingkan capaian 2013 senilai Rp525,05 miliar.

Adapun, total penjaminan per 31 Desember 2014 bernilai Rp999,17 miliar, naik 35,19% dari tahun sebelumnya. Jumlah UMKM yang dijamin pada 2014 juga naik 20,57% dari capaian 2013 sebanyak 22.863 nasabah.

“Sementara itu, penyerapan tenaga kerja oleh UMKM pada 2014 juga naik 20,89% atau setara dengan 14.234 orang dari total penyerapan tenaga kerja pada 2013 sejumlah 68.153 orang,” paparnya.

Dia menambahkan total aset Jamkrida Jatim tahun lalu juga naik 1,08% dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh penerimaan imbal jasa penjaminan dan pendapatan investasi, yang membantu perolehan laba.

Dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2015, Jamkrida Jatim mematok prognosa total aset senilai Rp216 miliar, dengan target penjaminan kredit Rp1 triliun, investasi Rp204 miliar, dan nasabah UMKM 41.667 unit dengan serapan 125.000 pekerja.

Bukan Sekadar Asuransi
Di lain pihak, Sekdaprov Jatim Bidang Ekonomi Hadi Prasetya mengungkapkan pemprov memahami posisi Jamkrida yang tidak dituntut untuk meraup laba setinggi mungkin. Menurutnya, Gubernur Soekarwo masih menilai kinerja Jamkrida Jatim cukup memuaskan.

“Jamkrida dibentuk dengan konsep lebih dari sekadar asuransi, karena gubernur ingin menunjukkan adanya pertumbuhan inklusif. Jadi, sejak diluncurkan, memang banyak sekali kegiatan usaha yang feasible tapi tidak bankable,” jelasnya.

Sebagai bank yang bisa dikendalikan oleh pemprov, lanjutnya, Jamkrida Jatim diharapkan bisa memberikan bunga yang jauh lebih rendah untuk pemberdayaan perekonomian daerah melalui UMKM.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya