SOLOPOS.COM - Para petugas dari mitra Bulog menjual beras berkualitas medium dengan harga Rp8.800/kg dalam operasi pasar beras di pelataran Pasar Kawedanan Gondang, Sragen, Jumat (5/1/2018). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Bulog Subdivre III Surakarta menjual beras kualitas medium dengan harga Rp8.800/kg di Solo, Sragen, Boyolali, dan Klaten.

Solopos.com, SRAGEN — Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivisi Regional (Subdivre) III Surakarta menggelar operasi pasar (OP) beras secara serentak di empat daerah yakni Sragen, Solo, Boyolali, dan Klaten mulai Jumat (5/1/2018).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

OP beras bertujuan menekan harga beras di pasaran yang saat ini melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp9.450/kg. OP yang menjual beras medium dengan harga Rp8.800/kg itu akan berlangsung hingga 31 Januari 2018.

Di Sragen, OP beras digelar serentak di lima lokasi, yakni Pasar Banaran Sambungmacan, Pasar Sukodono, Pasar Masaran, Pasar Gemolong, dan Pasar Gondang. OP beras tersebut dilakukan Bulog dengan menggandeng sejumlah pengusaha beras yang menjadi mitra bulog.

Berdasarkan hasil rapat pada Rabu (3/1/2018), ada lima mitra Bulog yang terlibat, yakni Wiwit Putra, Cahaya Intan, Indorapi, Hidup Baru, dan Sumber Tani. Setiap mitra mendapat kuota 200 ton untuk menyuplai OP beras per lokasi.

“Setiap mitra Bulog akan membuka kios-kios secara permanen di pasar yang akan melayani pembeli harian. OP ini dimulai hari ini [Jumat] hingga 31 Januari mendatang. Kami menjual beras berkualitas medium dengan harga Rp8.800/kg sampai ke tangan konsumen. Berapa pun permintaan konsumen dilayani. Intinya Sragen jangan sampai kekurangan beras,” ujar Kepala Perum Bulog Subdivre III Surakarta, Titov Agus Sabelia, saat ditemui Solopos.com di pelataran Pasar Kawedanan Gondang, Sragen.

Titov menyampaikan OP beras ini merupakan perintah Kementerian Perdagangan (Kemendag) secara nasional. Dia menegaskan kembali perintah Kemendag untuk OP beras hingga 31 Januari 2018. Soal diperpanjang atau tidak, kata dia, menunggu perkembangan.

“Konsumennya ya masyarakat. Kegiatan OP beras seperti ini juga jalan di Solo, Boyolali, dan Klaten. Serentak di Indonesia. Untuk stok beras kami masih 16.500 ton dan bisa mencukupi kebutuhan beras bantuan sosial di Soloraya hingga April mendatang,” tuturnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen Untung Sugihartono menyampaikan harga beras di Gondang masih Rp11.000/kg. Untung menjelaskan para pedagang pasar tradisional seperti Pasar Gondang tidak mengenal istilah beras medium atau premium.

Secara umum di Sragen, ungkap Untung, harga beras Rp10.000-Rp11.000/kg. Padahal HET sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) untuk kualitas medium hanya Rp9.450/kg. HET itulah yang menurut Untung menjadi ukuran harga beras di pasaran Sragen.

“OP ini untuk menekan harga itu. Jangan sampai naiknya harga beras itu memicu naiknya inflasi di Sragen. Kami optimistis OP yang digelar selama hampir sebulan itu nanti benar-benar bisa menekan harga beras sembari menunggu musim panen. Harga beras tinggi karena stok beras terbatas karena belum ada panen sehingga beras cadangan Bulog dikeluarkan,” tambahnya.

Pada saat musim panen padi di Sragen, harga beras diperkirakan turun dengan sendirinya. Kepala Dinas Pertanian (Distan) Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari menyampaikan panen padi akan dimulai secara sporadis pada akhir Januari.

Dia memprediksikan puncak panen raya pada musim tanam I ini terjadi pada Februari mendatang. “Ada 42.000 hektare tanaman padi di Sragen yang bakal panen raya. Nanti puncak panen raya itu pada Februari,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya