SOLOPOS.COM - Panen padi di Desa Langenharjo, Grogol, Sukoharjo, Selasa (24/3/2015). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Penyerapan beras, Perum Bulog menyiapkan anggaran tak terhingga untuk menyerap gabah petani.

Solopos.com, KLATEN–Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) menyiapkan dana tak terhingga guna menyerap gabah petani di musim panen perdana 2016. Perum Bulog siap menyerap gabah sebesar-besarnya dari para petani menyusul anjloknya harga gabah dalam beberapa hari terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Demikian ditegaskan Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu, saat ditemui wartawan di sela-sela Gelar Pasukan Satker Pengadaan Bulog-KTNA Divre Jateng-Jogja di gudang Bulog Meger, Ceper, Klaten, Selasa (8/3/2016). Penyerapan gabah dari petani akan digencarkan saat memasuki panen raya, yakni pertengahan Maret-April 2016.

“Bulog juga berperan sebagai stabilitator harga gabah. Tentu, tujuan ini tak akan tercapai kalau hanya dibebankan Bulog. Harus ada koordinasi degan pihak lain, termasuk Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan swasta [terkait penyediaan pengering gabah]. Mari kita semua bergerak. Ketika ada harga gabah jatuh sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, otomatis kami akan membelinya. Untuk anggaran yang disiapkan, tidak ada batasannya,” kata Wahyu.

Wahyu mengakui harga gabah saat ini memang sedang menurun. Harga gabah yang mestinya berkisar Rp4.000-Rp5.000 per kilogram merosot menjadi Rp3.500-Rp3.700 per kilogram. Anjloknya harga gabah tersebut disebabkan berbagai faktor, di antaranya padi roboh diterpa angin sebelum memasuki panen, padi terendam air, dan kualitas padi kurang bagus karena sudah muncul kecambah.

“Fakta di lapangan, harga gabah memang turun. Makanya, kami menggandeng dengan mitra kerja untuk menormalkan kembali harga gabah. Menurut kami, saat penyerapan sudah mencapai 10 persen dari angka produksi, itu sudah bagus sekali. Ketika harga gabah sudah normal, kami akan menarik diri [produksi gabah di musim panen raya nanti diprediksi hingga 75 juta ton dengan luas pertanian 8,1 juta hektare],” katanya.

Ketua Umum (Ketum) KTNA, Winarno, mendukung penuh langkah Bulog yang akan menyerap gabah petani secara besar-besaran. Guna menghindari anjloknya harga gabah yang disebabkan tingginya kadar air, para petani diimbau tidak memanen tanaman padi di pagi hari karena masih ada embun.

“Waktu memanen padi jangan saat hujan. Ke depan, kami terus berkoordinasi dengan KTNA daerah [hingga ke perdesaan] untuk memantau harga gabah. Di sini, kami juga mengimbau kelompok tani agar melaporkan daerah mana saja yang ingin panen dan waktu panennya kapan. Soal harga yang akan dibeli Bulog sudah ada daftarnya tersendiri,” katanya.

Berdasarkan Inpres RI No. 5/2015 tentang Pengadaan Gabah menyebutkan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani senilai Rp3.700 per kilogram; harga GKP di tingkat penggilingan Rp3.750 per kilogram; harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan senilai Rp4.600 per kilogram; harga GKG di gudang Bulog senilai Rp4.650 per kilogram; harga beras di gudang Bulog senilai Rp7.300 per kilogram.

Kepala Bulog Divre Jateng, Usep Karyana, mengatakan target pengadaan gabah di Jateng berkisar 615.000 ton.  “Kami telah membina kerja sama dengan KTNA kabupaten/kota, petani, swasta, dan lain sebagainya [guna menyerap gabah petani]. Nantinya, kami juga akan memaksimalkan 12 satuan kerja (satker),” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya