SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengeringan gabah (JIBI/Solopos/Antara/Aji Styawan)

Bulog intervensi harga hingga ke desa.

Solopos.com, KARANGANYAR — Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre III Surakarta menyalurkan 31 ton beras, 231 ton gula pasir, dan 32.000 liter minyak goreng dalam Gerakan Stabilisasi Pangan(GSP). Intervensi harga pun dilakukan dengan menyasar tiga pasar utama di Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wakil Kepala Bulog Subdivre III Surakarta, Sasmito Ariyan Mujiarjo, menyampaikan GSP dilakukan melalui pasar murah dan terjun langsung ke lapangan atau pasar dari pekan terakhir Mei hingga H+3 Lebaran. Hal ini karena Bulog memiliki peran untuk menstabilkan harga pangan strategis dan menjaga inflasi.

Bulog lebih fokus untuk tiga komoditas, yakni beras, gula pasir, dan minyak goreng karena paling banyak dibutuhkan masyarakat. Untuk beras, Bulog menyediakan dua jenis, yakni medium dengan harga Rp8.300/kg dan premium Rp9.000/kg.

“Banyak kegiatan pasar murah yang diadakan yang bekerja sama dengan instansi pemerintah maupun swasta. Selain itu, kami juga langsung menyuplai ke pasar, khususnya distributor sehingga diharapkan harga di pasar sesuai dengan ketentuan pemerintah, seperti gula pasir dijual Rp11.300/kg ke distributor sehingga sampai ke pengecer bisa Rp12.500/kg,” ungkap Ariyan saat ditemui wartawan, Kamis (22/6/2017).

Dia menjelaskan pasar yang disasar ada tiga, yakni Pasar Legi, Pasar Gede, dan Pasar Nusukan. Namun fokus dilakukan di Pasar Legi sebagai pasar induk. Hal ini karena pasar induk merupakan barometer sehingga jika harga di pasar induk turun, pasar yang lain pun mengikuti.

Selain itu, Bulog juga langsung menyasar ke daerah melalui Rumah Pangan Kita (RPK) yang berjumlah 200-an yang tersebar di seluruh wilayah di Soloraya.

Namun untuk daging beku, Kepala Bulog Subdivre III Surakarta, Titov Agus Sabelia Surya Pranata, mengatakan kurang diminati. Hal ini karena daging beku yang disediakan adalah daging kerbau dimana masyarakat Solo belum familiar. Oleh karena itu, selama Ramadan ini hanya menyediakan 300 kg dan saat ini sudah habis.

Sementara itu, terkait penyerapan beras hingga akhir semester I ini sebanyak 42% atau 46.930 ton dari target 114.000 ton melalui 77 mitra kerja. Pasokan di gudang pun aman dan mampu mencukupi untuk kebutuhan tujuh bulan ke depan. Selain itu, hingga Lebaran nanti, beras kesejahteraan (rastra) Juni baru disalurkan di lima kabupaten.

“Penyaluran rastra Sukoharjo nanti dilakukan setelah Lebaran karena pengajuan baru masuk sehingga mepet Lebaran. Apalagi besok [Jumat (23/6)] sudah cuti bersama. Di Sukoharjo ada 47.849 keluarga penerima manfaat dengan total rastra 717 ton,” imbuh Ariyan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya