SOLOPOS.COM - Stok beras di Gudang Bulog. (Antara/Dedhez Anggara)

Solopos.com, BANYUMAS – Stok beras di Kabupaten Banyumas terbilang melimpah dan hal ini ditunjukkan oleh Perum Bulog Cabang Banyumas  yang mengirim beras untuk daerah di luar Jawa.

Mengutip liputan6.com, Kamis (10/6/2021), pengiriman itu untuk memenuhi kebutuhan beras di wilayah seberang pulau.  Pengiriman ini juga merupakan upaya pengurangan stok gabah dan beras di wilayah Ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejauh ini Bulog Banyumas telah mengirimkan 500 ton beras untuk daerah luar Jawa. Pengiriman akan terus dilakukan secara bertahap. “Kami juga sudah sampai mengirim sampai ke luar Jawa, kemarin sudah 500 ton,” kata Kepala Cabang Bulog Banyumas, Dani Satrio.

Baca Juga : Siboen, Montir Bengkel Banyumas yang Tembus Gold Button Youtube

Dia menjelaskan, saat ini stok beras di tingkat petani, pedagang sedang melimpah, akibatnya pasar beras lesu. Bulog Banyumas sudah berupaya menyerap gabah semaksimal mungkin. Bahkan, seluruh gudang bulog telah penuh, termasuk empat gudang filial (tambahan) di empat kabupaten wilayah kerja Bulog Banyumas.

Sementara, pada Juli nanti panen raya masa tanam kedua (MT 2) juga sudah dimulai. “Intinya langkah kami yakni sudah mengambil dari petani secara maksimal. Itu gudang-gudang di Cilacap semuanya sudah penuh,” ujarnya.

Dani menduga harga gabah di pasaran jatuh karena kulitasnya yang rendah. Selain itu, kebutuhan beras pada masa pandemi Covid-19 juga turun, karena banyaknya pembatasan aktivitas masyarakat. “Harga anjlok itu karena kualitas. Tidak semuanya sesuai dengan Permendag,” ucap Dani.

Baca Juga : Telaga Kumpe di Banyumas Dipercaya Bekas Pijakan Kaki

Menurut dia, kebutuhan beras juga menurun akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, banyak pembatasan aktivitas yang menyebabkan serapan beras seret. Sementara, harga gabah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah terjun bebas sejak panen raya masa tanam pertama (MT 1) Maret lalu.

Hingga saat ini, harga gabah belum beranjak naik dan menyebabkan gabah di tingkat petani menumpuk. Presidium Serikat Tani Mandiri (Stam) Cilacap, Petrus Sugeng mengatakan, petani kesulitan menjual gabah. Selain itu, harga gabah kering giling (GKG) juga sangat rendah, yakni Rp3.500–Rp3.800 per kilogram.

Akibatnya, petani terpaksa menyimpan gabahnya di gudang tanpa bisa menjual. Padahal, dalam kondisi normal, harga gabah kering giling mencapai Rp4.500–Rp4.800 di tingkat petani. Namun, kini harga gabah turun dan sulit dijual. “Alasannya pedagang kesulitan menjual berasnya,” Sugeng menuturkan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya