SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Perum Bulog membatah adanya permainan mafia gula sehingga menyebabkan harga gula naik beberapa hari belakangan ini.

Menurut Kepala Bulog Sutarto Alimoeso, kenaikan harga gula tersebut disebabkan harga dunia yang memang bernanjak naik. Hal ini menyebabkan importir gula enggan melakukan impor gula.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Karena harganya belum masuk atau harganya terlalu mahal, nanti kan dijual lebih mahal lagi. Itulah yang menyebabkan semua importir tidak melakukan (impor),” ujarnya saat dihubung, Selasa (30/11).

Selain itu, Sutarto menyatakan pemerintah Indonesia terlambat melakukan impor gula. Seharusnya, impor tersebut dilakukan sebelum harga gula dunia naik karena jika sudah naik maka stok dari negara produsen gula dipastikan telah habis oleh negara-negara lain.

“Gula yang diproduksi Thailand itu sudah dibeli trader-trader jadi ketika saya minta, Thailand mengatakan sudah dibeli. Itulah yang menyebabkan harga naik,” jelasnya.

Keterlambatan kebijakan impor gula tersebut bukanlah tanpa sebab, Sutarto mengungkapkan tidak jarang masyarakat ‘gerah’ dengan kata ‘impor’ dan selalu mengaitkan dengan swasembada pangan Indonesia. Padahal, lanjutnya, ada sebab lain yang mengharuskan pemerintah untuk mengimpor.

“Kadang-kadang masyarakat tidak suka mendengar impor, tapi dia enggak mau tahu ada problem iklim,” keluhnya.

Ke depannya, Sutarto mengharapkan kebijakan impor gula ini bisa diserahkan kepada Bulog layaknya kebijakan impor beras.

“Mestinya ke depan kita bisa prediksi gula dan beras sejak awal. Sebenarnya kita bisa jadi stabilisator. Harus diserahkan ke Bulog karena Bulog yang tahu kapan waktunya impor, melepaskan. Pada dasarnya sekarang itu belum seperti itu (diserahkan ke Bulog), tapi untuk beras sudah mengarah ke sana, yang boleh impor juga hanya Bulog,” pungkasnya.

dtc/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya