SOLOPOS.COM - Pasar Cinderamata, Alun-alun utara Solo,

Buku kontroversial yang membicarakan hubungan intim berjudul Saatnya Aku Belajar Pacaran karya Toge Aprilianto sampai ke ranah hukum.

Solopos.com, SOLO — Buku kontroversial Saatnya Aku Belajar Pacaran akhirnya mendapat tanggapan dari pihak kepolisian. Setelah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memerintahkan penarikan buku itu, polisi pun menyambangi rumah penulis, Toge Aprilianto, di Surabaya.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Pantauan TV One, Kamis (5/2/2015), polisi memang sudah menanggapi kasus itu. Buku Saatnya Aku Belajar Pacaran dinilai memuat konten tidak baik untuk remaja. Pasalnya, buku tersebut mengulas tentang hubungan intim dengan bahasa lugas.

Bahkan, dalam buku Saatnya Aku Belajar Pacaran tersebut terdapat satu tulisan Toge Apilianto yang mengarahkan pembacanya—dalam hal ini remaja—untuk tidak menolak ketika diajak berhubungan intim dengan pasangan [pacar], selama hal itu dilakukan dengan landasan suka sama suka.

Melalui akun pertemanan Facebook, Rabu (4/2/2015), Toge Aprilianto menulis permohonan maafnya pada masyarakat. “Bersama dengan ini, saya, toge aprilianto, sepenuh hati memohon maaf kepada Masyarakat Indonesia, atas kelalaian saya membuat buku saatnya aku belajar pacaran, yang sebagian isinya ternyata melanggar nilai-nilai agama,” tulis Toge.

Dalam tulisan itu, Toge Aprilianto yang mengaku sebagai motivator tersebut juga menyatakan tidak akan menjual lagi buku Saatnya Aku Belajar Pacaran. “Untuk itu, lewat media ini saya menyatakan bahwa mulai saat ini tidak akan lagi menjual buku itu, dan saya bersedia mengembalikan uang pembelian buku itu, bila ada teman yang telanjur beli dan ingin mengembalikan buku itu kepada saya,” tulis Toge.

Pantauan Solopos.com di dunia maya masih tersedia link untuk mengunduh versi e-book buku Saatnya Aku Belajar Pacaran. Namun di beberapa situs penjualan e-book resmi, judul buku tersebut sudah dihapus.

Di situs www.goodreads.com, buku yang diterbitkan sejak 2010 ini sebenarnya tidak terlalu populer. Buku ini mendapatkan rating 2,5 (dari 5) dan mendapatkan komentar beragam.

“Di saat hampir seluruh pihak menentang seks bebas, Toge Aprilianto mengajarkan remaja dan anak muda untuk melakukan seks bebas,” tulis Eki Sidik di kolom community reviews situs tersebut, Selasa (3/2/2015).

Namun ada pula yang menanggapi positif buku ini. “Dengan bahasa yang mudah dipahami penulis benar-benar mengajak pembaca untuk tidak hanya mengandalkan perasaan namun juga logika dalam menjalan hubungan. Tampa tabu juga penulis menjelaskan akibat hubungan intim dalam berpacaran dan bagaimana kita menolaknya,” tulis Christina di forum yang sama tertanggal 9 April 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya