SOLOPOS.COM - Pedagang menata buku paduan soal CPNS yang dijual di Shopping Centre Jogja, Rabu (26/11/2019). (Antara - Andreas Fitri Atmoko)

Solopos.com, JOGJA -- Shopping Center Jogja selama ini menjadi surga bagi para mahasiswa pencari buku dengan harga miring. Namun, pemburu buku bajakan kini harus kecewa karena buku-buku tersebut menjadi objek dirazia.

Razia itu dilakukan Konsorsium Penerbit Jogja (KPJ) bersama Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) dan Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) Yogyakarta. Mereka menyita puluhan buku bajakan di Shopping Center Jogja pada Rabu (27/11/2019).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti jamak diketahui publik, ada banyak buku bajakan yang dijual di berbagai lapak atau kios Shopping Center Jogja. Pembeli pun umumnya sudah tahu buku-buku dengan harga miring biasanya bajakan alias tidak asli.

Sebelumnya razia, KPJ melaporkan kasus pembajakan buku ke Polda DIY. Sebanyak 12 penerbit melaporkan penjualan buku bajakan di sejumlah kios di Shopping Center Jogja. Mereka juga mendeklarasikan untuk memerangi pembajakan buku di Indonesia.

"Sebagai aksi deklarasi yang kami lakukan pada 25 Agustus 2019 lalu, aksi nyata kami lakukan guna memerangi pembajakan. Sasaran pertama kami lakukan di Shopping Center di mana sebagai pusat buku terkenal di Yogyakarta," kata juru bicara KPJ Hinu OS kepada wartawan, Rabu (27/11/2019), dikutip Solopos.com dari Suara.com.

Agnez Mo Tak Akui Berdarah Indonesia? Cek Kronologi Lengkap Percakapannya

Penyitaan ini, lanjut Hinu, dilakukan sebagai tindak lanjut deklarasi tersebut. Selain itu, aksi ini dilakukan sebagai penegakan hukum perihal hak cipta, juga menciptakan ekosistem industri perbukuan yang sehat. Mereka menganggap hak-hak penulis telah dirampok di pasar buku.

"Fenomena pembajakan buku jelas membuat ekosistem perbukuan menjadi tak lagi sehat. Penulis dan penerbit mengalami kerugian material yang banyak. Penulis dan penerbit yang menjadi kreator sebuah naskah tidak mendapatkan haknya yang semestinya karena dirampok di muara industri [pasar buku]," ungkapnya.

Lebih Murah

Hinu mengakui banyak orang membajak buku karena buku palsu yang bukan dari penerbit asli dijual dengan harga murah.

KPK Kaget, Jokowi Beri Grasi Saat Annas Maamun Kasusnya Masih Disidik

"Ini salah satu sasaran kami. Jadi KPJ melakukan upaya tersebut dimulai dari Yogyakarta sendiri. Nantinya aksi ini bisa menjadi perhatian penerbit di sejumlah kota untuk memerangi persoalan pembajakan buku yang tak kunjung usai," katanya.

KPJ juga meminta pedagang agar sukarela memberikan buku bajakan yang mereka simpan. Imbauan tersebut ditindaklanjuti sejumlah pedagang dengan mengumpulkan buku bajakan dalam satu kardus besar.

Agnez Mo Ngaku Tak Berdarah Indonesia, Dahnil Ingin Ajak Bela Negara

"Aksi ini bukan menyita dengan sidak. Jadi kami meminta iktikad baik pedagang di shopping center untuk menyerahkan sejumlah buku bajakan yang mereka miliki. Aksi ini kami lanjutkan terus, kami ingin mengembalikan fitrah Shopping Center sebagai toko buku tradisional tanpa bajakan," ungkapnya.

Pihaknya meminta para pedagang secara sadar tak mencari atau menerima buku bukan dari penerbit asli. Hal itu memang tak bisa diawasi, sehingga kesadaran pedagang ini menjadi harapan penerbit untuk bersama memerangi pembajakan karya, salah satunya buku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya