SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<!–
@page { margin: 2cm }
P { margin-bottom: 0.21cm }
–>

Telah menjadi sebuah tradisi masyarakat
Islam setiap bulan Rabi’ul Awwal memperingati kelahiran junjungan,
Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Sangat wajar
jika kemudian muncul sebuah peratanyaan apakah semasa hidupnya
Rasulullah pernah memperingati hari kelahirannya seperti sekarang?

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Tanpa membaca
sejarahpun kita sudah dapat menduga jawabannya. Beliau adalah insan
yang teramat sederhana dan tawadlu’. Beliau hanya
memperingati hari kelahiranya dengan berpuasa di hari Senin. Adapun
begitu dalam kajian Muharam yang lalu kita dapati Rasulullah
menyunatkan puasa Asyura’ untuk untuk memperingati hari
kemenangan Nabi Musa AS dan menurut sebagian ulama juga merupakan
hari kemenangan beberapa nabi lain. Sehingga tidaklah berlebihan jika
kemudian hari kelahiran insan termulia ini kita peringati sebagai
bukti kecintaan kita kepadanya.

Dalam shahih Bukhori
Muslim diriwayatkan, seorang badui (warga pedalaman) mendatangi
Rasulullah SAW menanyakan kapan terjadinya hari kiamat. Beliau justru
menjawabnya dengan sebuah pertanyaan, “Apakah yang telah kau
persiapkan untuknya?” “Tidaklah aku mempersiapkan diri
menghadapinya dengan banyaknya sholat dan puasa, hanya saja aku
mecintai Allah dan rasul-Nya,” jawabnya. Beliau kemudian bersabda,
“Seseorang akan berkumpul (di akhirat) bersama orang yang
dicintainya.”

Dalam riwayat lain
Rasululah bersada, “Barang siapa mencintaiku maka dia akan
bersamaku di dalam surga.” Pertanyaannya adalah apakah bukti cinta
kita kepada beliau? Sebuah pepatah Arab mengatakan, “Barang siapa
mencintai sesuatu pastilah banyak mengingatnya.” Pembaca tentunya
masih teringat bagaimana ketika jatuh cinta. Orang yang dicintai akan
selalu kita rindu, menjadi kenangan dan impian. Tak jarang igauan
tidur kita adalah nama kekasih kita itu. Adapun ketika tidak lagi
bersamapun, jika benar-benar cinta tentunya kita masih mampu
menghadirkannya dalam hati. Begitu pula cinta kepada Rasulullah.
Seberapa besar cinta kita adalah sebanyak apa kita mengingat dan
menyebut namanya. Adapun cara yang paling tepat adalah dengan
membacakan shalawat dan salam untuknya, sebagaimana perintah
Allah, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-malaikatnya
ber-shalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman
ber-sholawat-lah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan
penuh penghormatan kepadanya.” (QS Al Ahzab:56)

Sebuah maqalah menyatakan, “Semakin mulia seseorang maka semakin pandai ia
berterimakasih.” Insya Allah dengan memperbanyak shalawat derajat kemuliaan kita pun akan naik, karena shalawat merupakan bentuk rasa terimakasih kepada Rasulullah. Hal ini senada
dengan maqalah, “Barang siapa membaca shalawat satu
kali Allah akan menganugerahkan sepuluh rahmat kepadanya.” Namun
kita tidaklah dapat menutup mata bahwa betapa banyak shalawat yang kita lafadz-kan dengan nada yang begitu indah namun
perilaku kita justru jauh dari kerinduan mengikuti ajaran beliau.
Padahal adalah sebuah keniscayaan jika mengaku mencintai seseorang,
kita akan berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakannya, mengikuti
perintah dan permintaannya. Sehingga mencintai beliau haruslah pula
dengan mengikuti apa yang telah beliau perintah dan contohkan kepada
umatnya. Sebuah contoh keteladanan beliau yang sangat relevan untuk
umat muslim Indonesia saat ini adalah kisah islamnya seorang Yahudi.

Rasulullah rajin
mengunjungi seorang pengemis buta di sebuah sudut pasar Madinah.
Dengan penuh kelembutan beliau menyuapinya. Ketika Rasulullah mangkat
dan “tugas” menyuapi ini digantikan oleh salah seorang sahabat
barulah pengemis Yahudi itu mengetahui siapa yang selama ini
melayaninya dengan penuh kasih sayang. Melunakkan dulu makanan karena
giginya telah ompong, berbeda dengan sahabat yang menggantikannya.
Dialah orang yang selama ini ia benci dan sering ia caci maki,
Rasulullah Muhammad SAW. Akhirnya semoga di bulan Rabiul Awwal ini
ingatan dan cinta kita kepada Rasulullah SAW tersegarkan kembali.
Shollu ‘ala Muhammad.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya