SOLOPOS.COM - PENCARIAN KORBAN—Warga Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Sabtu malam (16/7), dengan peralatan seadanya dan diterangi lampu dari genset, bergotong royong menyingkirkan batu yang ambrol dari atas bukit yang diperkirakan menimbun dan menewaskan empat buruh angkut yang tengah bekerja saat kejadian. (JIBI/SOLOPOS/Arif Fajar S)

Grobogan (Solopos.com) – Bukit galian C milik PT Semen Grobogan di Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, Sabtu sore (16/7/2011) longsor. Sebanyak empat warga yang tengah bekerja menaikkan batu ke atas truk tertimbun longsoran dan diyakini tewas.

PENCARIAN KORBAN—Warga Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Sabtu malam (16/7/2011), dengan peralatan seadanya dan diterangi lampu dari genset, bergotong royong menyingkirkan batu yang ambrol dari atas bukit yang diperkirakan menimbun dan menewaskan empat buruh angkut yang tengah bekerja saat kejadian. (JIBI/SOLOPOS/Arif Fajar S)

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

“Ada empat orang yang tertimbun saat bukit galian di lokasi kejadian longsor sekitar pukul 16.00 WIB, kemungkinan besar keempatnya tewas jika melihat longsorannya,” jelas Ali Sodikin, warga Mrisi kepada Espos di lokasi kejadian sekitar pukul 18.30 WIB. Adapun korban dalam kejadian akibat tertimbun longsoran yang sampai berita ini diturunkan belum ditemukan adalah, Gimin, 28, Ekwani, 40, Umi 25 dan Tiah 32, kesemuanya warga Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo. Sementara supir truk yang memuat batu galian, Nur, harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Muhammadiyah, Gubug akibat luka yang dideritanya dalam kejadian tersebut.

Dijelaskan Ali, lokasi penggalian batu tersebut selama ini digali oleh warga untuk dijual kepada pembeli tanpa ada izin. Puluhan warga sekitar lokasi bekerja sebagai kuli angkut yang memindahkan batu ke atas truk. “Saat itu ada puluhan warga yang tengah menggali di bawah bukit berbentuk gua mirip gapura sementara sebagin lagi menaikkan batu ke atas truk,” ujarnya.

Semula warga yang sedang bekerja mendengar bunyi bebatuan kecil berjatuhan, menurut Ali, oleh sebagian penambang hal itu dianggap biasa. Namun ketika runtuhan batu kecil mulai banyak yang berjatuhan, salah satu pekerja langsung memperingatkan penggali tambang lainnya. “Sebagian segera menyingkir begitu batu dari atas banyak berjatuhan. Namun empat pekerja yakni, Gimin, Ekwani, Umi dan Tiah yang posisinya di dalam, tak sempat menyelamatkan diri saat bukit setinggi 20 meter ambrul menimpa tubuh keempatnya,” tutur Suyitno, warga lainnya.

Akibat ambrolnya bukit batu setinggi 20 meter yang sudah ditambang selama puluhan tahun oleh warga sekitar, selain menimbun empat orang warga Mrisi, juga menimpa dua truk engkel yang hendak memuat batu tambang tersebut. Sulitnya medan, membuat upaya pencarian empat orang yang tertimbun bebatuan sangat sulit. Apalagi minimnya penerangan di lokasi membuat warga menghentikan pencarian dan melanjutkan kembali selepas isya dengan bantuan genset dan menggunakan peralatan seadanya.

Camat Tanggungharjo, Drs Teguh Harjokusumo kepada Espos di lokasi kejadian mengatakan pihaknya sampai saat ini masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari bantuan alat berat. “Kami sudah menghubungi PT Semen Grobogan untuk meminta bantuan alat berat backhoe. Semoga malam ini proses evakuasi dapat dilaksanakan,” tegas Teguh.

rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya