SOLOPOS.COM - Menpora Zainudin Amali saat menyampaikan opening speech, Sosialisasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kemenpora bersama PWI Pusat secara virtual, Rabu (1/9/2021). (Solopos.com-Kemenpora)

Solopos.com, JAYAPURA — Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali membenarkan adanya surat teguran dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) kepada Indonesia. Teguran itu menyebutkan Indonesia tidak patuh kepada aturan karena tidak menerapkan program pengujian yang efektif.

Menanggapi hal ini Menpora menegaskan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah bergerak cepat berkolaborasi dengan Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) untuk menangani masalah ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ini lebih kepada pengiriman sample. Jadi tidak comply [patuh] itu karena pengiriman sample kita,” kata Zainudin dalam temu media virtual, Jumat (8/10/2021) seperti dilansir Antaranews.

Baca Juga: Indonesia Kena Sanksi Badan Anti-Doping Dunia, Begini Kronologinya

Menurut Zainudin, surat WADA telah diterima September dan memiliki jangka waktu 21 hari untuk menanggapi surat ini. Menpora mengaku telah memberikan surat balasan dan kini tengah menunggu jawaban WADA.

Keterlambatan surat tanggapan tersebut, menurut Zainudin, terjadi karena LADI sedang berganti kepengurusan. Namun, Menpora menegaskan Indonesia bertekad memenuhi aturan WADA.

“Pemerintah punya komitmen untuk mematuhi semua rule yang sudah disepakati, tetapi kami juga menjelaskan tentang kendala yang kami hadapi di dalam negeri sendiri itu,” kata Zainudin.

Baca Juga: Sanksi Badan Anti-Doping Dunia Tamparan Keras untuk RI, Ayo Evaluasi!

Terkendala Pandemi Covid-19

Zainudin mengungkapkan Covid-19 membuat penyerahan sample tidak berjalan sesuai rencana Test Doping Plan (TDP). Terhentinya kompetisi dan turnamen karena pandemi menyebabkan tidak terpenuhinya jumlah sample yang sudah direncanakan.

“Kita tidak menyangka bahwa pada bulan Maret kita terkena Covid bahkan itu berkepanjangan sampai sekarang, sehingga tidak ada kegiatan-kegiatan olahraga yang bisa kita jadikan sample untuk anti-doping pada saat pelaksanaan kegiatan itu,” kata Zainudin.

Sementara di dalam negeri tidak ada pertandingan, sample yang sudah direncanakan diambil malah tengah menjalani pertandingan di luar negeri, baik kualifikasi Olimpiade maupun single event.

Baca Juga: Dorce Gamalama Sakit Diabetes, karena Konsumsi Makanan Ini?

Kemudian, memasuki 2021, Zainudin mengatakan tidak perlu mengkhawatirkan pemenuhan sample anti-doping karena Pekan Olahraga Nasional (PON) masih berlangsung.

“Artinya dari PON ini kita bisa banyak dapat sample dan apa yang sudah direncanakan itu Insya Allah akan terpenuhi. Jadi, 2020 dan 2021 samplenya itu lebih ya dan kita mudah-mudahan akan bisa tercapai,” kata Zainudin.

“Kalau ini clear 2021 ini bisa dipenuhi dengan sample-sample doping atau antidoping yang diambil dari pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional, apalagi banyak ya, banyak nomor pertandingan, banyak sample yang diambil,” sambung dia.

Tidak hanya Indonesia, WADA juga menegur Korea Utara dan Thailand. WADA mengatakan bahwa Badan Anti-Doping Nasional (NADO) Korea Utara tidak patuh karena tidak menerapkan program pengujian yang efektif. Begitu juga dengan Thailand yang dinilai sepenuhnya gagal menerapkan Kode Anti-Doping 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya