SOLOPOS.COM - Pedagang di pasar darurat yang berlokasi di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara melayani pembeli, Kamis (8/9/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Harga barang kebutuhan pokok di pasar tradisional di Klaten belum menunjukkan peningkatkan akibat dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga kebutuhan saat ini lebih cenderung dipengaruhi faktor musim serta peningkatan permintaan.

Salah satu pedagang sembako di pasar darurat Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Ny. Ragil, 43, mengatakan beberapa harga beras IR64 saat ini Rp11.000 per kg. Harga beras merangkak naik sejak dua pekan lalu dari semula Rp10.000 per kg. Begitu pula dengan harga beras mentik wangi saat ini seharga Rp12.500 per kg.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tetapi kenaikan ini bukan karena dampak kenaikan harga BBM. Masalahnya karena tidak ada panen [musim panen],” kata Ragil saat ditemui Solopos.com, di kiosnya, Kamis (8/9/2022).

Ragil menambahkan harga telur saat ini masih fluktuatif. Harga telur pada kondisi normal sekitar Rp20.000 per kg. Harga telur fluktuatif dalam dua pekan terakhir.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat ini, harga telur Rp27.000 per kg dari sebelumnya mencapai Rp28.000 per kg hingga Rp29.000 per kg. Dia kembali menjelaskan harga telur yang fluktuatif itu terjadi lantaran ada program penyaluran bantuan sosial dari pemerintah.

Baca Juga: Sabar Dulu Lur! Pencairan BLT BBM di Klaten Mundur dari Rencana Awal

“Ketika bansos turun, harga telur pasti naik. Soalnya program bansos itu berani beli telur harga tinggi. Harga di pasar jadi mengikuti,” jelas dia.

Harga sembako yang kian mahal pascakenaikan harga BBM, yakni garam. Ragil menjelaskan harga garam mulai, Rabu (7/9/2022) naik Rp1.000 per bungkus, dari semula Rp11.000 menjadi Rp12.000. Per bungkus ada 12 kotak garam.

“Mudah-mudahan harga sembako tidak naik [akibat dampak kenaikan harga BBM],” kata Ragil.

Salah satu pedagang sayuran di pasar darurat, Biyung, mengatakan harga sayur belum naik sejak ada kenaikan harga BBM. Harga brokoli yang dia jual Rp7.000 per kg, sawi putih Rp5.000 per kg, dan tomat Rp4.000 per kg.

Baca Juga: Timbun BBM Bersubsidi, 2 Pemuda di Klaten Terancam Penjara 6 Tahun

“Tidak ada kenaikan,” kata nenek delapan cucu dan tiga buyut itu.

Biyung mengatakan selama ini kondisi di pasar darurat cenderung sepi. Barang dagangannya kerap tak laku lantaran sepinya pembeli. Kondisi itu sudah dia rasakan sejak pindah sementara ke pasar darurat lantaran Pasar Gede Klaten dibangun.

“Kalau ada sayur tidak laku, saya gunakan untuk pakan sapi. Ada juga yang saya bungkusi dan saya berikan cuma-cuma ke pedagang di sini,” kata Biyung.

Pedagang sayuran lainnya di pasar darurat, Senuk, 52, mengatakan harga cabai rawit merah eceran selama empat hari terakhir naik dari Rp50.000 per kg menjadi Rp60.000 per kg. Sementara, harga cabai keriting merah naik selama dua hari terakhir dari semula Rp52.000 per kg menjadi Rp80.000 per kg.

Baca Juga: Dampak Harga BBM Naik, Harga Pangan hingga Tarif Angkutan Umum Terkerek

“Kenaikan ini karena barangnya tidak ada. Belum panen,” kata Senuk.

Soal daya beli, Senuk juga mengatakan kondisi pasar darurat belakangan sepi. Dia tak mengetahui secara pasti penyebab menurunnya pembeli di pasar tersebut.

Salah satu pedagang daging ayam di pasar darurat, Mirah, 40, mengatakan harga daging ayam saat ini Rp33.000 per kg hingga Rp34.000 per kg. Sebelumnya, harga daging ayam Rp28.000 per kg hingga Rp30.000 per kg.

Mahalnya harga ayam itu disebut-sebut sudah terjadi sejak sebelum pemerintah menaikkan harga BBM, Sabtu (3/9/2022).

Baca Juga: 120.290 Keluarga di Klaten bakal Peroleh BLT BBM, Pencairan secara Bertahap

“Sebelum BBM naik itu kondisi pasar sudah sepi. Ya karena harga-harga mahal itu. Saiki nang pasar gowo dit sithik ya ra tekan, apa-apa larang [sekarang ke pasar bawa uang sedikit tidak kuat membeli karena semua mahal],” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya