SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendekar pencak silat. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO – Remaja pesilat asal Gatak, Sukoharjo, yang meninggal dunia saat latihan silat, FAR, Minggu (5/7/2020), menjadi sorotan. Dia meregang nyawa akibat terjatuh saat berlatih kuda-kuda.

Sampai saat ini polisi masih mengusut kasus kematian remaja asal Gatak, Sukoharjo tersebut. Namun, kasus seperti itu bukan kali pertama terjadi di dunia persilatan Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa kasus pesilat meninggal saat latihan yang terjadi di Indonesia:

Penyerang Remaja Pesilat Gatak Lebih dari 2 Orang, Salah Satunya Pelatih?

Remaja Gatak Sukoharjo

Sampai saat ini Polres Sukoharjo belum menetapkan tersangka atas meninggalnya remaja pesilat asal Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo yang meninggal saat latihan.

Kasatreskrim Polres Sukoharjo AKP Nanung Nugroho mengungkapkan penyidik masih meminta keterangan saksi. Namun yang jelas pelaku diduga lebih dari dua orang.

“Ada pelaku masih di bawah umur dan dewasa. Sudah itu saja dulu,” tegas Nanung ketika berbincang dengan Solopos.com, Rabu (8/7/2020).

Kisah Suroto Magelang, 10 Tahun Kurung Diri di Kamar Sejak Erupsi Merapi Tak Pernah Mandi 

Kabar terbaru penyidik Polres Sukoharjo menemukan barang bukti berbentuk tongkat silat di lokasi latihan, Faizal Adi Rangga (FAR), Sabtu (4/7/2020) malam. Tongkat tersebut dapat memperkuat hasil autopsi penyebab meninggalnya FAR.

“Kami sudah mendatangi lokasi kejadian perkara di SD Trangsan [tempat latihan]. Hasilnya kami temukan toya di sana,” ungkap Nanung.

Guna memastikan penyebab FAR meninggal, aparat kepolisian akan menggelar rekonstruksi pada pekan depan.

“Dari rekonstruksi ini akan memperjelas kejadiannya. Karena sejauh ini keterangan saksi satu dengan lainnya berbeda. Nanti akan kami konfontasikan, “ jelasnya.

Bocah dari Gemolong Sragen

Seorang bocah pesilat berinisial MAM, 13, kehilangan nyawanya sesaat setelah menjalani latihan silat pada Perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Kala itu dia berlatih bersama teman-temannya di Dukuh Ngrendeng, RT 002, Desa Kaloran, Gemolong, Sragem, Minggu (24/11/2019).

MAM meninggal ketika sang pelatih, FAS, 16, mengajaknya latihan kekuatan perut dengan tendangan. Peserta latihan diminta memasang kuda-kuda untuk menahan tendangan.

Peserta lain bisa menahan tendangan tersebut, tetapi tidak dengan MAM. Ia jatuh terjungkal setelah tendangan mengenai perutnya. Seketika korban mengalami kejang-kejang.

Nemu Benda Mirip Jenglot, Warga Mondokan Sragen Alami Kejadian Mistis?

"Jadi saat itu korban mengikuti latihan perguruan silat PSHT Pusat Madiun. Saat itu korban diminta pasang kuda-kuda, lalu ditendang di bagian perut. Setelah itu, korban terjatuh dan langsung kejang-kejang," ujar Kapolsek Gemolong AKP I Ketut Putra, seperti dikutip dari Detik.com.

Korban sempat mendapat pertolongan di Rumah Sakit Yakksi dengan alat pacu jantung, namun tidak tertolong. Ia meninggal dunia sekitar pukul 23.00 WIB

"Karena sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri, korban disarankan dibawa ke rumah sakit. Korban kemudian dibawa ke RS YAKSSI Gemolong. Sempat dilakukan upaya dengan alat pacu jantung, tapi nyawanya tidak tertolong," kata Ketut.

Remaja asal Jember

Seorang remaja pesilat anggota perguruan PSHT, Ahmad Baidawi, AB, 18 meninggal setelah latihan silat di Ponpes Raudlatul Ulum, Desa Sumberwrigin, Kecamatan Sukowono, Jember, Jawa Timur. Korban meregang nyawa diduga terkena pukulan di bagian ulu hati.

AB meninggal ketika berlatih sabung tanpa menggunakan pelindung tubuh. Korban terkena pukulan di ulu hati, kemudian tak sadarkan diri.

Kapolres Jember AKBP, Kusworo Wibowo mengatakan latihan dilakukan Kamis (6/9/2018) malam dipimpin pelatihnya bernama Hanifan.

"Saat itu dilakukan latihan sambung, dan yang bersangkutan [korban], terkena pukulan di ulu hati. Kemudian korban juga tidak menggunakan body protector. Langsung tidak sadarkan diri, dan langsung di bawa ke Puskesmas Sukowono," sambungnya.

Cerita Mbah Tarso Purwokerto 5 Tahun Hidup di Gubuk Reyot dari Karung Bekas di Pinggir Kali



Pada saat perjalanan menuju Puskesmas, korban meninggal. "Saat perjalanan yang bersangkutan sudah tidak tertolong," terang Kusworo.

Penanggung jawab latihan masih saudara dengan korban. Pihak keluarga menolak jenazah korban untuk diautopsi. Setelah dilakukan pemeriksaan di Puskesmas, jenazah dipulangkan ke rumah duka.

"Jadi korban ini umurnya masih 18 tahun, dan pelatihnya adalah pamannya sendiri. Atas insiden itu, kami melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saki, dan masih dilakukan pemeriksaan," jelasnya. (Yunita Dewi Nur Rohmah/JIBI/Solopos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya