SOLOPOS.COM - Benz Victoria Phaeton, mobil pertama di Indonesia milik Raja Solo, Sultan Pakubuwono X, yang disimpan di Museum Louwman, Belanda. (Istimewa/Liputan6.com)

Solopos.com, SOLO – Pada awal kemunculan mobil di Indonesia, situasi jalanan tak semulus seperti saat ini. Namun, hal itu tak menyurutkan nyali pemilik mobil untuk menguji seberapa tangguh mobil yang dibelinya.

Salah satunya adalah importir mobil Prancis Charron, Decnop. Warga Prancis itu berencana menggeber mobil dengan atap terbuka bermesin empat silinder miliknya dengan rute Batavia (Jakarta)-Surabaya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kota Solo Supermacet, Inilah Beberapa Strategi Mengurai Macet Di Sejumlah Negara

Dikutip Solopos.com dari buku Sejarah Mobil dan Kisah Kehadiran Mobil di Negeri Ini terbitan Kompas (2012) dikisahkan rute sejauh 845 kilometer yang ditempuh Decnop antara lain Batavia, Bogor, Cibadak, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Sumedang, Cirebon, Tegal,Pekalongan, Semarang, Rembang, dan Surabaya.

Ia tak sendirian, ada kawannya Van Tienen yang mengendarai mobil Delaunay Belleville beratap terbuka dengan kekuatan maksimum 27 PK. Tenaga mobil itu jauh lebih besar ketimbang Charron yang hanya 12 PK.

Bukan Cukai Minuman Manis, Cukai Emisi Karbon Jauh Lebih Penting

Perjalanan mereka dimulai pada suatu sore yang cerah menjelang maghrib di kawasan Matraman, Jakarta Timur. Sopir berikut para penumpang melengkapi dirinya dengan kaca mata antidebu.

Tujuan perdana meraka adalah Bogor yang ditempuh melalui Cibinong. Dalam rombongan itu ada jurnalis surat kabar De Locomotief, Semarang, Du Croo.

Boyolali Bakal Jadi Penyumbang Cukai Plastik Tertinggi Di Soloraya?

Kala itu, kualitas jalan dan penerangan tak sebagus masa kini. Perjalanan malam mereka menjadi lebih mendebarkan bukan oleh ancaman aksi kriminal atau begal melainkan anjing yang sering sekonyong-konyong menyeberang, khususnya saat memasuki kawasan permukiman.

Menurut catatan Du Croo, sebagaimana dikutip dari buku yang sama, mobil Charron yang dikendarai Decnop setidaknya menabrak empat ekor anjing dalam rentang perjalanan 2,5 jam. Anjing pertama ditabrak pada pukul 18.30 dan anjing kedua pukul 19.05.

Beli Oli Pertamina, Berbagi Kebaikan Ke Seluruh Nusantara

“Malam cerah, bintang-bintang berkilauan di langit, angin dingin membuat Du Croo menutup rapat-rapat jaket tebal yang dikenakannya… Pukul 20.15, anjing ketiga dikuburkan,” tulis Du Croo.

Du Croo juga menceritakan pengalamannya menaiki mobil yang melaju kencang pada malam hari. Ia melihat pohon-pohon dan rumah yang dilaluinya berkelebatan saking kencangnya.

Pesan Megawati Soal Isu Politik Dinasti Di Tengah Perebutan Rekomendasi

“Kemudian, jalan gelap dengan pohon-pohon yang rimbun, kadang-kadang pohon-pohon cemara seperti pohon den [sejenis cemara yang digunakan untuk pohon Natal], yang mengingatkan akan hutan di Belanda. Pukul 21.00, anjing keempat..,” sambung dia.

Tidak dijelaskan dalam buku itu mengapa banyak anjing ditemui khususnya saat melintasi kawasan permukiman. Namun, pada malam hari, jalanan itu lebih banyak sunyi dan hampir tidak ada orang lalu lalang.

LHKPN Sriyono: Dulu Cuma Rp18,4 Juta, Kini Rp1,6 M

Dalam laporan itu diceritakan mobil Charron milik Decnop akhirnya tiba di Surabaya pada 12 Mei 1911. Ia memecahkan rekor perjalanan Jakarta-Surabaya non stop dalam waktu 19 jam 26 menit. Perjalanan itu memiliki kecepatan rata-rata sekitar 44 kilometer per jam. Pada zamannya, kecepatan mobil ini terbilang paling cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya