SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harian Jogja.com, GUNUNGKIDUL-Ketua Kelompok Sidat Sidorukun Pantai Baron, Gunungkidul Ngatijo menuturkan perawatan sidat lumayan rumit. Air untuk menampung harus diganti setiap dua hari sekali. Air yang akan digunakan tidak boleh langsung dari PAM tapi harus diendapkan dulu. Tempat penampungan juga tidak boleh terkena panas matahari.

Salah satu anggota Sidat Sidorukun, Suyit menambahkan ketika menampung sidat jangan sampai kemasukan katak. “Punya saya habis dimakan katak. Selain itu sidat ini bersifat kanibal. Harus dipisahkan sesuai dengan usianya agar yang kecil tidak dimakan yang lebih besar,” imbuh dia, Selasa (29/10/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Suyit menambahkan, musim panen sidat yakni pada April hingga Agustus. Pada 2010 lalu, panen bisa mencapai 12 kilogram. Para nelayan mencari sidat di sungai air tawar di Pantai Baron. Suyit menuturkan sidat anakan tersebut akan mulai mencari air payau ketika beranjak besar dan akan ke tengah laut untuk bertelur. Setelah menetas, mereka akan mencari jalan ke air tawar.

“Saya sebetulnya ingin membudidayakan sendiri sidat itu tapi masih susah. Sidat kecil mudah sekali mati,” papar Suyit yang mengumpulkan kurang lebih lima ons sidat pada panen kali ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya