SOLOPOS.COM - Tanaman Koro Pedang ditanam petani di Kabupaten Wonogiri. (Istimewa/Sukesti Nuswantari)

Solopos.com, WONOGIRI—Budidaya koro pedang tengah digalakkan di Kabupaten Wonogiri. Warga Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Sukesti Nuswantari, 49, terus mengampanyekan koro pedang karena memiliki nilai ekonomis.

Berdasarkan data yang diterima Solopos.com, Selasa (4/1/2022), sejauh ini ada 25 jenis olahan turunan berbahan koro pedang.  Olahan itu antara lain menjadi produk tempe, tahu, kecap, susu, tepung, kripik, roti, dan bolu kering. Kandungan gizi koro pedang yang memiliki nama latin Canavalia ensiformis, memiliki kandungan lemak 2,3-3,9 per 100 gram.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami analisis profitnya terlebih dahulu, nanti kalau menanam ini [koro pedang] hasilnya sekian. Jadi kami informasikan itu kepada petani dari desa ke desa biar semangat menanam koro pedang,” kata Sukesti, Selasa (4/1/2022).

Baca Juga: Porsi Besar, Mie Ayam Wajan Harus Dinikmati saat Perut Kosong

Dilansir dari laman Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Kementerian Pertanian, pendayagunaan koro pedang bisa mengurangi ketergantungan impor kedelai.

Secara tradisional daun maupun polong muda koro pedang digunakan sebagai sayuran. Biji koro pedang yang sudah tua dan kering dapat pula dimasak atau digunakan sebagai bahan pembuatan tahu dan tempe.

Proses pembuatan tahu dan tempe hampir sama dengan pembuatan tahu dan tempe kedelai, hanya untuk biji kacang koro pedang ini direbus dan direndam 1-2 kali untuk menghilangkan racun.

Baca Juga: Belum Maksimal, Umbul Kroman Klaten Ramai Dikunjungi Wisatawan  

Menurut Sukesti, petani pasti bersedia menanam apa pun asalkan hasil tanamnya laku di pasaran. Setelah penyuluhan-penyuluhan selesai, pembudidayaan mulai digalakkan. “Sampai sekarang ini sudah sampai 50 hektare lahan yang ditanami koro pedang di Wonogiri. Penanamannya tersebar di berbagai wilayah,” ucap Sukesti.

Sukesti yakin banyak masyarakat, khususnya petani, menerima koro pedang untuk ditanam di daerah mereka. Apalagi, kata Sukesti, koro pedang cocok dengan kondisi tanah di Kabupaten Wonogiri.

“Kemarin sudah sosialisasi ke Bappeda [Pemkab Wonogiri] sebenarnya. Kami sudah diberi acungan jempol, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya,” kata Sukesti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya