SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Sejumlah petani nila di Kecamatan Polanharjo, Klaten mengeluhkan tidak efektifnya pemasaran hasil produksi mereka. Akibatnya, mereka seringkali merugi akibat proses pemberian pakan pada nila yang terus berjalan.

Salah seorang petani nila di Dukuh Ponggot, Desa Nganjat, Kecamatan Polanharjo, Bambang menuturkan, sedianya budidaya ikan nila bisa dipanen pada usia 4 bulan. Kendati demikian, minimnya tempat pemasaran membuat panen dilakukan pada usia 6 bulan. Akibatnya, kebutuhan akan pakan nila semakin bertambah sehingga membuat para petani kualahan menghadapinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Mestinya pada usia 4 bulan harus dipanen. Tetapi kalau pemasarannya tidak maksimal jadi kami terpaksa menunda waktu panen hingga 6 bulan. Jadi, kami harus mengeluarkan biaya lagi untuk membeli pakan nila yang mestinya sudah bisa dipanen itu,” keluh Bambang saat ditemui Espos di kediamannya, Minggu (29/11).

Ekspedisi Mudik 2024

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, untuk satu kali panen, biasanya ia menghabiskan sebanyak 200 sak pakan nila. Setiap sak, ia membelinya dengan harga Rp 196.000. Dengan demikian, dalam sekali panen ia mengeluarkan dana senilai Rp 39.200.000 untuk membeli pakan nila. Jumlah itu belum ditambah dengan biaya yang dikeluarkan untuk membeli tambahan pakan bagi nila yang belum dipasarkan.

“Biasanya saya menambah pakan sebanyak 30 sak untuk nila yang belum dipasarkan denga harga satuan yang sama,” tandas Bambang.
m82

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya