SOLOPOS.COM - Ilustrasi (www.dorsetcafe.com)

Ilustrasi (www.dorsetcafe.com)

Budaya menikmati teh tidak hanya dimonopoli penduduk Jepang. Bagi sebagian warga Indonesia, teh merupakan minuman yang familier dan mudah dijumpai. Dan budaya mencampur teh juga menjadi salah satu kekhasan dari Kota Bengawan.
Namun, di tengah budaya ngeteh, ternyata lahan kebun teh di Indonesia terus susut. Lahan perkebunan teh di Indonesia turun 1,7% setiap tahunnya atau sekitar 2.584 hektare.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal tersebut diutarakan oleh Ketua Yayasan Bisnis Watch Indonesia, Aris Buntoro, Kamis (11/10/2012). Menurut dia, dari 2006 hingga 2010, penurunan lahan mencapai 11,3%. Pada 2006 lahan perkebunan teh mencapai 139.390 hektare, sedangkan pada 2010 hanya 123.666 hektare. Pengurangan lahan ini berpengaruh pada volume ekspor. Jika pada 2006 Indonesia mengekspor teh sebanyak 95.339 ton, pada 2010 hanya 87.101 ton. Setiap tahunnya, produksi teh berkurang 0,9% atau sebanyak 1.470 ton.

Pengurangan lahan perkebunan teh diakibatkan perubahan tanaman dari teh menjadi karet atau kelapa sawit. Pengurangan lahan perkebunan paling banyak terjadi di Sumatra, sedangkan di Jawa penurunan yang terjadi merupakan penurunan kualitas teh. Selain itu, hidup pekerja di perkebunan teh cukup memprihatinkan karena mereka mendapatkan gaji yang sangat minim sehingga tidak ada lagi generasi muda yang mau bekerja di perkebunan teh.

Ironi tersebut yang dijadikan alasan bagi Aris untuk mengadakan Solo International Tea Festival (SITF). Acara ini kali pertama diadakan di Indonesia. Dalam acara tersebut akan melibatkan master teh dari sembilan negara.
”Pemilihan Solo sebagai tempat penyelenggaraan acara adalah karena Solo mempunyai budaya teh, yakni nyampur teh. Selain itu, walaupun Solo bukan merupakan daerah penghasil teh namun memiliki pabrik teh yang besar,” tutur Ketua Panitia, Aris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya