SOLOPOS.COM - Bandung Mawardi, Pengelola Jagat Abjad Solo

Bandung Mawardi, Pengelola Jagat Abjad Solo

Dunia perbukuan di Indonesia rawan kritik, protes, ralat, larangan. Buku pelajaran dan buku bacaan umum bisa mengandung salah dan sesat. Kita bisa simak dari pemberitaan tentang aroma kekerasan, pornografi dan penghinaan agama di sekian buku.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kehadiran buku memang mengandung misi literer tapi mesti diresepsi secara kritis agar tak menjelma racun atau sampah. Agenda pembangunan budaya literer adalah agenda kita menapaki titian hidup dengan semaian kata dan doa-pengharapan.

Berita mutakhir mengungkap penarikan dan pemusnahan buku berjudul 5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia (2012) karangan Douglas Wilson. Buku terjemahan terbitan Gramedia Pustaka Utama ini menuai protes terkait pendeskripsian Nabi Muhammad SAW dalam konteks sejarah pertumbuhan kota-kota di dunia. Nabi Muhammad SAW dituliskan sebagai  ”perompak dan perampok”.

Ekspedisi Mudik 2024

Penulis buku memberi penjelasan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah ”penggagas” dan “pemberi perintah” dalam serangkaian pembunuhan demi menguasai Madinah. Pihak penerbit menjelaskan keteledoran itu tak disengaja.

Penerbit bakal lekas menarik dan memusnahkan buku itu (Kompas, 12 Juni 2012). Penerbit juga mengajukan permintaan maaf untuk umat Islam di Indonesia. Buku menuai protes dan penerbit memberi reaksi sebelum isu menjalar ke pelbagai arah.

Berita lanjutan menjelaskan penerbit telah memusnahkan 216 eksemplar buku dan terus menarik dari berbagai toko buku. Semula buku itu beredar dalam bahasa Inggris berjudul 5 Cities that Ruled the World (2009). Perkara materi buku itu dianggap ”selesai” oleh penerbit mengacu ke permintaan maaf, penarikan dan pemusnahan.

Pihak pelapor, Front Pembela Islam (FPI),  memang mengajukan tuntutan terkait penghinaan Nabi Muhammad SAW melalui jalur hukum (Koran Tempo, 14/6). Kita menerima berita-berita itu sebagai peringatan tentang iman, budaya literer dan kesadaran hukum. Buku 5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia mengurai sejarah dan eksistensi kota-kota di dunia.

Penulis mengisahkan identitas kota mengacu aksentuasi spiritualitas, demokrasi, sastra, perdagangan, intelektualitas dan hukum. Buku itu tak mengandung pretensi sebagai buku agama kendati menguak jejak-jejak spiritual kota berkaitan signifikansi agama Yahudi, Kristen dan Islam.

Protes atas pendeskripsian Nabi Muhammad SAW di buku itu memang lazim dan harus diajukan tanpa mesti menampik keseluruhan materi. Kita pun mafhum bahwa pengenalan Nabi Muhammad SAW di Eropa dan Amerika masih mewarisi stigmatisasi. Bukti itu kentara tercantum di buku Douglas William. Abad XXI masih mengalirkan jejak-jejak stigmatisasi atas nama iman, politik, peradaban?

Kontroversial buku itu berkebalikan dengan pengakuan Michael H Hart dalam buku fenomenal berjudul The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History. Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW di urutan pertama. Seruan sosok agung itu telah mengubah wajah dunia, menebar terang untuk manusia, menggerakkan optimisme peradaban.

Kita bisa menyimak deskripsi itu dalam edisi terjemahan berjudul Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah (1982). Buku ini sangat laris di Indonesia! Nabi Muhammad SAW memang tak bakal rampung dituliskan dalam seribu jilid buku. Pengisahan atas Muhammad adalah selebrasi sepanjang masa.

Para pujangga, ulama, sejarawan, filsuf, ahli politik, ahli manajemen, ahli militer terus menafsirkan pengaruh dan makna Nabi Muhammad SAW bagi peradaban dunia. Kita kerap menjumpai penerbitan buku-buku tentang Nabi Muhammad SAW dalam berbagai perspektif. Kita bisa mempelajari melalui edisi-edisi terjemahan. Sekian buku malah laris dan menebar inspirasi tak usai.

Kita bisa mengajukan buku-buku representatif: Sejarah Hidup Muhammad (Muhammad Husain Haekal, 1972); Muhammad Kekasih Allah (Sayyed Hussein Nasr, 1984); Dan Muhammad adalah Utusan Allah (Annemarie Schimmel, 1991); Muhammad Sang Nabi: Sebuah Biografi Kritis (Karen Armstrong, 2001); Muhammad: Rasul Zaman Kita (Tariq Ramadan, 2008); Muhammad Nabi dan Negarawan (Montgomery Watt, 2010). Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik (Marting Lings, 2011).

 

Perspektif Berbeda

Buku-buku itu ditulis oleh para pakar meski berbeda agama dan perspektif. Kita menerima buku-buku itu dalam agenda iman dan pembangunan budaya literer. Semaian iman bisa bergerak oleh narasi-narasi tentang Nabi Muhammad SAW dari berbagai zaman  dan tafsiran. Kultur literer turut menentukan penghormatan kita atas Nabi Muhammad SAW.

Jalaluddin Rumi dalam Matsnawi memberi pengakuan memikat: Ada seratus buku syair/ semuanya jadi malu/ di hadapan sang buta huruf! Kita mengenali ”sang buta huruf” itu adalah Nabi Muhammad SAW. Kita jadi mengenangkan episode Nabi Muhammad SAW saat menerima wahyu di Gua Hira. Sejarah suci itu mengubah nasib manusia dan dunia. Iman adalah suluh pemaknaan hidup dan ibadah.

Goenawan Mohamad dalam puisi Meditasi (1962) menulis: Maka terbacal / Tapi terbaca juga sepi ini kembali / menggetar, pada senyum penghabisan / dan terjatuh dalam sajak / sajak yang melambaikan tangan, terbuka / dan bicara dengan senja di atas cakrawala / ada sesuatu yang terpandang bening / dalam diriku, antara dinding / di mana terbubuh nama-Mu / yang menjanjikan damai itu. Ribuan puisi telah dituliskan dan dilafalkan dari zaman ke zaman untuk pengisahan Nabi Muhammad SAW tapi tak pernah bakal selesai.

Kita pun bisa menelusuri pengisahan Nabi Muhammad SAW di buku-buku garapan para sarjana Barat. Buku Dan Muhammad adalah Utusan Allah (Annemarie Schimmel) dan Muhammad Sang Nabi: Sebuah Biografi Kritis (Karen Armstrong) adalah dua buku representatif di mata Barat.

Para penulis menanggalkan stigmatisasi ala warisan abad-abad silam. Annemarie Schimel menggunakan pendekatan sufistik dan puisi untuk mengagungkan Nabi Muhammad SAW. Puisi-puisi Jalaluddin Rumi dan Mohamad Iqbal jadi acuan untuk mengurai peran dan pengaruh Nabi Muhammad SAW.

Karen Armstrong  menjelaskan Nabi Muhammad SAW dalam konteks agama, politik dan peradaban. Buku ini sengaja diajukan ke publik Barat agar memiliki referensi komprehensif tentang Muhammad dan Islam. Buku ini eksplisit menampik warisan stigmatisasi.

Buku sebagai ejawantah kultur literer mengundang kita untuk mengerti dan menumbuhkan iman. Buku-buku tentang Nabi Muhammad SAW  mengajak kita membaca diri dan dunia dalam berbagai perspektif. Peran Nabi Muhammad SAW memancar ke berbagai lini kehidupan. Kerja literer para penulis menjadi referensi tafsiran dan kontekstualisasi. Budaya literer pun menjelaskan realisasi iman.

 



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya