SOLOPOS.COM - (Int)

(Int)

[SPFM], Masih ingat waktu kita masih kecil dulu, kita diajarkan untuk mencium tanga kakek dan nenek kita saat kita berkunjung atau bertemu mereka. Cium tangan ini biasanya juga dilakukan saat akan kita berpamitan pada orangtua sebelum berangkat sekolah. Pada jaman dulu, budaya cium tangan adalah bentuk bentuk anggah-ungguh dalam pergaulan. Cium tangan bukanlah suatu perendahan diri, namun penghormatan dalam bentuk yang kongkret, entah itu pada orangtua atau orang yang kita hormati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun saat ini budaya cium tangan seolah sudah tergerus laju perkembangan jaman. Jarang sekali kita dapati seorang murid sekolah dasar misalnya, mencium tangan gurunya atau orangtuanya, sebagai bagian dari penghormatan. Secara keseluruhan, tampaknya budaya saling menghormati ini makin memprihatinkan di kalangan sebagian pelajar sekarang yang justru akrab dengan tawuran. Namun, sebuah terobosan dibuat di wilayah Gorontalo. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo tengah menggodog agar budaya cium tangan ini digalakkan kembali.

Nah, menurut Anda perlukah budaya cium tangan pada guru digalakkan lagi?

Masih relevankah cara itu dilakukan jaman sekarang?

Yuk, berbagi pengalaman dan pendapat Anda soal budaya cium tangan pada orangtua dan guru ini di Solo Lifestyle, edisi Kamis (4/10) pukul 15.05-16.00 WIB. Pendapat Anda bisa Anda sampaikan melalui SMS 081 226 103 103 atau 0817 444 103. Anda juga bisa gabung lewat telepon di 0271-739 389 dan 739 367. [SPFM/dtp]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya