SOLOPOS.COM - Ketua Kelompok Tani Graha Botani Kelurahan Bulustalan Semarang Heri Yunianto bersama Lurah Bulustalan Burhan Arifin menunjukkan tanaman tin yang dibudidayakannya, di Kota Semarang, Jateng, Jumat (23/3/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Istimewa- Kelompok Tani Graha Botani)

Buah tin dibudidayakan warga Bulustalan Kota Semarang sehingga bisa mengangguk keuntungan jutaan rupiah setahun.

Semarangpos.com, SEMARANG — Sekelompok warga Semarang yang tergabung dalam Kelompok Tani Graha Botani di Kelurahan Bulustalan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Jateng berhasil membudidayakan buah tin (Ficus carica L) yang memiliki banyak khasiat. “Saya mulai menanam buah tin sejak setahun lalu. Kendalanya, lahan yang saya miliki terbatas. Tidak ada lahan cukup luas,” papar Ketua Kelompok Tani Graha Botani Semarang, Heri Yunianto, di Kota Semarang, Jateng, Jumat (23/3/2018).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk membudidayakan tanaman asal Asia Barat yang dikenal juga dengan nama buah ara itu, lanjut dia, dengan model tabulampot alias tanaman buah dalam pot dan ternyata berhasil. Menurut dia, pemilihan buah tin untuk dibudidayakan karena selama ini belum banyak yang membudidayakan dan tergolong langka, padahal disebutkan dalam Alquran bahwa buah tin memiliki banyak manfaat.

Bukan hanya buahnya yang bermanfaat, kata dia, daun dan batang pohon tin juga bisa menjadi obat. Namun, Yunianto mengaku baru sebatas membudidayakan pohon tin dan menjual bibitnya yang diperoleh dengan cara mencangkok. “Tanaman tin memiliki banyak varietas, sekitar 300 varietas. Namun, saya baru punya beberapa varietas pohon tin, seperti blue giant, grand Jordan, red Palestine, dan brown Turkey,” katanya.

Dalam setahun ini, ia mengaku sudah bisa meraup keuntungan hingga jutaan rupiah dari menjual bibit tanaman tin yang dipatoknya dengan harga mulai Rp30.000/bibit-Rp50.000/bibit tergantung varietasnya. “Sejauh ini, saya belum sampai pada pemanfaatan buah dan daunnya karena butuh alat yang lebih komplet. Sementara, baru menjual bibitnya yang dibudidayakan dengan cara mencangkok,” ungkapnya.

Yunianto menambahkan karakter tanaman tin tidak bisa hidup di wilayah yang banyak airnya sehingga jika musim hujan bisa dipastikan banyak daun dari tanaman tin yang akan berguguran. “Padahal, daun tin itu juga banyak khasiatnya untuk kesehatan. Bisa dibuat jadi minuman seperti teh. Ya, saya siasati agar tanahnya tidak terlalu banyak mendapatkan air,” katanya.

Sementara itu, Lurah Bulustalan Semarang Burhan Arifin mengapresiasi upaya budi daya tanaman tin yang dilakukan warganya dan mendorong setiap rukun tetangga (RT) membudidayakannya secara masif. “Makanya, kami membentuk kelompok tani Graha Botani ini agar budi daya buah tin bisa menyeluruh. Saat ini, sudah ada lima warga yang membudidayakan buah tin di Bulustalan,” katanya.

Ia menceritakan sebenarnya tertarik membudidayakan tin ketika melaksanakan ibadah umrah pada November 2017 karena melihat tanaman tin yang tumbuh subur di Arab Saudi dan muncul keinginan membudidayakan di Semarang. “Kalau bisa ditanam di Indonesia, saya rasa akan sangat bermanfaat sekali. Ternyata, sudah ada warga saya yang menanamnya. Ya, tinggal saya dorong saja agar bisa dibudidayakan secara menyeluruh,” katanya.

Burhan mengatakan budi daya tanaman tin itu bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat, sekaligus menjadi magnet menarik wisatawan dan buah tin nantinya bisa jadi ikon Kelurahan Bulustalan Semarang.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya