Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah (hipotensi) umumnya mengeluh sering pusing, menguap, keringat dingin, cepat lelah tak bertenaga, bahkan pingsan yang berulang. Namun jangan khawatir, karena pelaga dapat mengatasinya.
Marketing obat herbal Cahaya Hati, Sulistiono, menjelaskan seseorang yang menderita hipotensi biasanya denyut nadinya lemah dan penderita tampak pucat. Hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum ke seluruh jaringan tubuh.
Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah
“Penyebabnya ada beberapa faktor. Seperti kurangnya pemompaan darah dari jantung dan volume darah yang berkurang. Bisa juga disebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun,” jelasnya saat ditemui Harian Jogja, di Perumahan Suko Asri Permai, Kalasan, Sleman, Senin (24/10).
Sulistiono menambahkan, tanaman herbal pelaga ini termasuk tanaman berbatang basah. Tanaman ini juga dapat ditemukan di dataran rendah serta pegunungan. Biasanya tumbuh liar, namun juga dapat dibudidayakan.
Tumbuhan yang memiliki nama latin Amonum cordomonum ini merupakan jenis buah yang biasa digunakan sebagai rempah untuk beberapa masakan tertentu. Selai itu, bisa juga dipakai sebagai campuran obat herbal untuk menormalkan tekanan darah.
Kandungan yang ada dalam pelaga antara lain kalsium oksalat, karbohidrat, minyak esen, dan minyak tetap. Kandungan tersebut sangat bagus menaikan tekanan darah agar tetap stabil, mengurangi rasa pusing, lemas, dan lelah.
“Biasanya telah tersedia dalam bentuk kapsul yang telah diatur dosis dan campurannya dan dapat dikonsumsi tiga kali sehari. Bahkan obat herbal ini aman untuk dikonsumsi dari usia 10 tahun, karena alami dan tanpa pengawet,” ujarnya.
Untuk mempercepat penyembuhan disarankan mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara delapan hingga 10 gelas tiap hari, istirahat yang cukup, dan juga mengonsumsi makanan yang cukup garam. Juga disarnkan berolahraga teratur, seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal tiga kali seminggu dapat membantu.(Wartawan Harian Jogja/Kharisma Ayu Febriana)
HARJO CETAK