SOLOPOS.COM - Sisa reruntuhan rumah seorang warga Dukuh Jetis, RT 002/RW 016, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Sabtu (19/11/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENRumah yang ditempati seorang nenek di Dukuh Jetis, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat ambruk, Jumat (19/11/2022) malam. Tak ada korban jiwa akibat kejadian itu.

Rumah tersebut milik Ny. Lugiyem, 60, warga Dukuh Jetis, RT 002/RW 016, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Rumah ambruk pada Jumat sekitar pukul 20.00 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lugiyem menceritakan saat kejadian dia berada di rumah permanen yang dibangun menggunakan bantuan pemerintah di samping rumah lama berukuran 3 meter x 6 meter. Saat itu, dia sedang beristirahat setelah bersama ibu-ibu di kampungnya menjenguk tetangga yang sakit.

“Saya di dalam rumah. Kok krusek-krusek lampu mati,” kata Lugiyem saat ditemui di rumahnya, Sabtu (19/11/2022).

Setelah dicek ternyata bangunan rumah miliknya di sebelah bangunan permanen itu ambruk dan rata dengan tanah. Di dalam bangunan itu ada berbagai barang milik Lugiyem seperti lemari dan perabotan lainnya.

Baca Juga: Banjir di Balak Klaten, Seorang Warga Sempat Terjebak Sendirian di Rumah Gedek

Setelah kejadian itu, warga sekitar berdatangan. Pada Sabtu pagi, warga gotong royong membersihkan puing bangunan rumah Lugiyem dengan konstruksi gedek dan kayu.

Lugiyem menjelaskan sebelumnya tak ada tanda-tanda bangunan akan rubuh. Namun, dia mengakui jika bangunan rumah itu merupakan bangunan lama.

Pas udan deres ora opo-opo. Wingi mung gerimis terus ambruk [saat hujan deras bangunan rumah tidak apa-apa. Tetapi kemarin hanya hujan gerimis bangunan ambruk],” kata Lugiyem.

Lugiyem tinggal seorang diri di rumah tersebut. Suaminya sudah meninggal dunia sekitar setahun lalu. Sementara, kedua anak Lugiyem merantau dan tinggal di luar Klaten.

Baca Juga: Bengawan Solo Meluap, Permukiman di Juwiring Klaten Banjir Pagi hingga Siang

Lantaran bangunan rumah lama ambruk, Lugiyem kini tinggal di bangunan rumah yang dibangun menggunakan bantuan pemerintah berukuran sekitar 3 meter x 6 meter.

Ketua RT 002/RW 016, Dukuh Jetis, Desa Krakitan, Seli Nurliawan, mengatakan bangunan yang ambruk berukuran 6 meter x 8 meter. Bangunan rumah tinggal Lugiyem menjadi bangunan rumah tertua di wilayah RT 002/RW 016, Dukuh Jetis.

Diduga, bangunan itu ambruk lantaran tak kuat menahan guyuran hujan deras beberapa hari terakhir.

“Sudah sejak lama diperingatkan kalau tidur di bangunan permanen di sebelahnya karena bangunan rumah lama dikhawatirkan bakal ambruk,” kata Seli.

Baca Juga: Banjir di SMKN 1 Rota Bayat Klaten, Ketinggian Air Sempat di Atas 1 Meter

Seli menjelaskan Lugiyem tinggal seorang diri. Dua anaknya tinggal di luar kota. Satu orang di Sragen dan seorang anaknya bekerja di Batam. Lugiyem termasuk warga kurang mampu di kampungnya.

Seli menjelaskan warga membersihkan puing reruntuhan rumah, Sabtu pagi. Warga berencana gotong royong mendirikan kembali rumah Lugiyem meskipun tidak seperti bangunan semula.

Setidaknya bangunan yang didirikan warga itu bisa dimanfaatkan Lugiyem untuk memasak serta menyimpan barang-barang miliknya.

“Paling tidak separuh dari bangunan lama. Kami seadanya dan dilakukan secara spontanitas,” kata Seli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya