Indonesia sangat kaya dengan berbagai jenis tumbuhan herbal. Salah satunya adalah brotowali, yang memiliki rasa pahit dan dapat digunakan sebagai obat penambah nafsu makan.
HRD The House of Raminten, Bayu Wijayanto, menjelaskan gejala susah makan tak hanya dialami anak kecil, terkadang orang dewasa pun pernah merasakannya. Banyak penyebab yang terjadi, mulai dari menu yang kurang bervariasi, kesibukan yang begitu padat, bahkan stres.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Jika hal ini terus dibiarkan, akan mengakibatkan penyakit mag. Bahkan bila tak segera diatasi akan menjadi mag yang parah. Namun jangan khawatir, jika Anda mengonsumsi jamu brotowali, masalah susah makan akan segera teratasi,” jelasnya saat ditemui Harian Jogja, di Jl. FM Noto, No.7, Kotabaru, Jogja, Minggu (18/9).
Brotowali merupakan tumbuhan liar yang banyak dijumpai di hutan, ladang atau biasa ditanam sebagai tanaman pagar. Tumbuhan ini merupakan salah satu yang sering dipakai sebagai obat alami, dan dapat tumbuh subur di daerah tropis.
Tanaman yang memiliki nama latin Tinospora tuberculata Beumee ini merupakan tanaman obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit dalam maupun penyakit luar. Tanaman itu juga dikenal dengan nama bratawali, putrawali atau daun gadel.
Tumbuhan merambat ini memiliki panjang mencapai dua hingga tiga meter. Batangnya sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat, dan rasanya pahit. Sedangkan daunnya tunggal, bertangkai menjantung atau agak membundar, berujung lancip. Brotowali juga memiliki bunga yang berukuran kecil, berwarna hijau muda atau putih kehijauan.
Banyaknya manfaat yang didapat dari tumbuhan ini, yang pastinya sebanding dengan senyawa kimia yang dikandungnya. Senyawa tersebut seperti, alkaloida, pati, glikosida, zat pahit, pikroretin, harsa, barberin, palmatin, kolumbin, dan jatrorhize. Zat tersebut bermanfaat sebagai penambah nafsu makan dan menurunkan kadar gula.
Kulit batangnya mengandung alkaloida, dan damar lunak berwarna kuning, berguna untuk membunuh bakteri pada luka. Sedangkan zat pahit pikroretin dapat merangsang kerja urat saraf sehingga alat pernapasan bekerja dengan baik, dan dapat menurunkan panas.
Sebagai penambah nafsu makan, biasanya brotowali direbus dan diminum. Tumbuhan ini memiliki sifat sejuk dengan rasa yang pahit. Sehingga dalam pembuatan jamu brotowali, akan lebih baik diberi campuran madu, dan gula jawa, yang dapat mengurangi rasa pahit. “Sedangkan untuk luka luar, cukup dioleskan pada kulit. Penyakit luar yang dapat diobati menggunakan brotowali seperti, memar, kudis, dan luka,” ujarnya.(Wartawan Harian Jogja/Kharisma Ayu Febriana)
HARJO CETAK