GUNUNGKIDUL: Pemkab Gunungkidul tetap ngotot akan melanjutkan proyek eksplorasi mata air Gua Seropan yang terletak di perbatasan Dusun Semuluh, Ngeposari Semanu dan Dusun Ketonggo, Gombang, Ponjong. Padahal proyek pengangkatan air bawah tanah Bribin hingga kini belum juga berhasil.
Berdasarkan penelitian Yayasan Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Debit mata air di kawasan ini mencapai 750 liter per detik di musim hujan, dan sekitar 400 liter per detik musim kemarau.
Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda
Direktur PDAM Tirta Handayani Gunungkidul, Tjipto Muljono kepada Harian Jogja, Kamis (9/6) menjelaskan, hingga bulan ini proyek air Seropan sudah sampai tahap pra desain. Menurut dia, proyek air Seropan akan melibatkan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITS, UNS serta masih melibatkan Karlrusche Institute of Technology (KIT) Jerman. Sebelumnya KIT Jerman yang menangani Bribin II belum menunjukkan kontribusinya yang signifikan.
“Tapi yang paling akan berperan terutama UGM,” ujar Tjipto.
Untuk penganggaran dana, lanjut Tjipto, akan dipenuhi dari tiga sumber yaitu, APBN, ABPD, dan Karlrusche Institute of Technology (KIT) Jerman. Namun ia enggan menyebutkan jumlah dan prediksi anggaran yang dibutuhkan untuk proyek air Seropan. Ia hanya menyebutkan anggaran tak jauh beda dari yang dikeluarkan oleh Bribin II yang mencapai puluhan miliar.(Harian Jogja/Sunartono)
Foto; Proyek Bribin