SOLOPOS.COM - Pesawat serang darat antigerilya Super Tucano buatan Embraer, Brazil, terlihat dalam varian tampilan untuk TNI AU. Pesawat ini berhasil memenangi tender pengadaan pesawat dari AU AS. (www.embraer.com)

Pesawat serang darat antigerilya Super Tucano buatan Embraer, Brazil, terlihat dalam varian tampilan untuk TNI AU. Pesawat ini berhasil memenangi tender pengadaan pesawat dari AU AS. (www.embraer.com)

Pesawat serang darat antigerilya Super Tucano buatan Embraer, Brazil, terlihat dalam varian tampilan untuk TNI AU. Pesawat ini berhasil memenangi tender pengadaan pesawat dari AU AS. (www.embraer.com)

WASHINGTON – Produsen pesawat Brazil, Embraer SA berhasil memenangi kontrak pengadaan 20 pesawat serang ringan untuk operasi antigerilya di Afghanistan. Kontrak dari AU AS itu sangat sensitif dari segi politis karena menghadapkan perusahaan asing yaitu Embraer dengan perusahaan AS, Hawker Beechcraft, untuk mendapatkan kontrak bernilai US$428 juta atau Rp 4,13 triliun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pimpinan unit usaha pertahanan Embraer, Carlos Aguiar, menyatakan kegembiraannya dengan sukses pemenangan kontrak ini karena menjadi “bukti pengakuan atas kualitas” dari “negara dengan anggaran belanja pertahanan terbesar” yaitu AS. Dia berharap sukses ini bisa memicu lebih banyak minat dan pembelian dari para klien potensial di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Pesawat Embraer yang memenangi kontrak itu adalah Super Tucano, pesawat serang ringan turboprop alias berbaling-baling yang juga dibeli TNI AU. TNI AU total membeli 16 buah pesawat ini, dan saat ini sudah datang empat buah.

“Kami tahu negara-negara lain menunggu hasil lelang kontrak ini,” kata Aguiar. “Dengan AS sendiri, di mana kami sudah tunjukkan bisa memenuhi segala persyaratan kontrak, pembelian ini bisa bertambah dan akan ada kebutuhan lain yang siap kami penuhi,” paparnya.

Jalannya lelang kontrak pengadaan pesawat serang ringan ini sempat terganjal tahun lalu saat pemerintah AS membatalkan kontrak yang sebenarnya juga sudah dimenangi Embraer pada Desember 2011. Kontrak dibatalkan karena pihak Hawker menggugat proses kontrak ke pengadilan. Masalah kontrak ini sempat juga merembet masuk ke dalam kampanye presiden AS.

Segera setelah Embraer dinyatakan memenangi kontrak, Rabu (27/2/2013) lalu waktu AS, Wakil Menteri Pertahanan AS Ashton Carter menelepon Menteri Pertahanan Brazil Celso Amorim untuk mengucapkan selamat. Amorim menyatakan ini adalah kemenangan besar bagi industri Brazil yang akan membuka kesempatan baru bisnis bagi Embraer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya