SOLOPOS.COM - Striker muda Kolombia James Rodriguez merayakan gol keduanya ke gawang Uruguay di babak 16 Besar. JIBI/Reuters/Sergio Moraes

Harianjogja.com, TERESOPOLIS – Gelandang Brasil, Fernandinho meminta skuat Brasil mewaspadai pergerakan striker Kolombia, James Rodriguez. Kolombia dan Brasil bakal bertemu di babak perempat final untuk berebut kursi di semifinal.

Rodriguez,22, kini menjadi salah satu striker yang paling berbahaya. Penyerang AS Monaci ini mencetak lima gol untuk Kolombia di empat pertandingan, termasuk tendangan voli cantik ketika mengalahkan Uruguay 2-0 di babak 16 besar.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Fernandinho mengatakan jika dia bisa melihat Rodriguez berkembang menjadi seorang bintang ketika mereka bertemu dalam pertandingan di Liga Champions antara Shakhtar Donetsk dan FC Porto pada September 2011.

“Saya bermain melawan dia di Liga Champions. Ketika itu adalah awal dia bermain di Eropa dan belum menjadi pilihan pertama di Porto,” kata dia.

“Di pertandingan itu dia menunjukkan kualitas tekniknya dengan kaki kiri. Di Piala Dunia ini dia menunjukkan ke semua orang jika uang yang dihabiskan Monaco untuk membeli dia adalah investasi yang bagus. Semakin sedikit ruang yang dia dapat saat melawan kami, semakin baik untuk Brazil,” kata dia.

Namun, Fernandinho mengatakan jika Brazil pasti memilih strategi man-marking untuk mengawal ketat Rodriguez , yang dibeli dari Porto ke Monaco sebesar 45 juta Euro (61,6 juta dolar AS) tahun lalu.

“Dimana pun saya bermain, man-marking tidak lagi berfungsi. Harus dilakukan secara zona per zona,” kata gelandang Manchester City itu.

Sementara itu, Brazil harus juga mempersiapkan untuk menghadapi tekanan seperti yang mereka hadapi dalam kemenangan dramatis ketika menjamu Chile di Belo Horizonte di babak 16 besar.

Pada pertandingan itu, kiper Julio Cesar sempat menangis sebelum adu penalti, yang dimenangi Brazil 3-2, sementara Neymar menjadi salah satu pemain yang tumbang pada akhir pertandingan.

Kapten Thiago Silva juga terlihat menangis pada akhir pertandingan dan telah dikritik oleh media Brazil karena tidak memberikan contoh kepemimpinan.

Carlos Alberto, kapten Brazil ketika menjadi juara di Piala Dunia Meksiko 1970, mengatakan kepada harian olahraga Lance, “dia seharusnya berada di tengah lapangan dan memberi semangat. Dia adalah kaptennya.” Namun, Fernandinho tidak sependapat jika tim Brazil mempunyai mental yang kurang kuat untuk memenangi titel juara dunia di kandang. (JIBI/SOLOPOS/Ant)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya