SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

EKSEKUSI RUMAH-Warga dan petugas Polres Wonogiri berbincang-bincang di depan rumah sebelum dilakukan eksekusi terhadap rumah milik Samsul Arifin dkk di Dusun Pelem, Desa Purwosari, Wonogiri, Kamis (15/9/2011). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Pada umumnya sesuatu yang diambil atau dikurangi pasti akan berkurang jumlahnya. Namun yang terjadi di sumber mata air Sendang Salak, di Dukuh Sidorejo, Brangkal, Kecamatan Gemolong, Sragen, justru tidak demikian.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sumber mata air yang hanya berkedalaman 70 cm dan berdiameter tak lebih dari 20 cm tersebut tak pernah menunjukkan ketinggian yang berkurang saat airnya diangkut.

Ketika Espos mencoba mengangkut dua ember air sekaligus dari sendang itu, ketinggian air di dalam sendang masih terlihat tetap.

Begitu seterusnya hingga beberapa ember. Melihat pemandangan itu, bisa dibayangkan betapa cepatnya air yang keluar dari celah-celah batu di sendang tersebut.

Karena air yang terus mengalir, banyak warga Desa Brangkal yang menggantungkan kehidupan mereka dari sendang itu. Mulai mandi, mencuci baju dan piring, serta kebutuhan untuk air mimun, jumlah dan kejernihan air di Sendang Salak mampu mencukupi keperluan para warga sekitar.

Apalagi sejak 1995 lalu, di dekat sendang dibangun dua bak berdampingan masing-masing sekitar 3 meter x 3 meter.

Dua bak itu, yang satu tertutup dan lainnya terbuka difungsikan untuk menampung air dari sumber yang terus mengalir.

“Semua warga pasti mengambil air di sendang ini, meskipun mereka juga memakai saluran dari PDAM. Terlebih untuk air minum, lebih jernih dan bersih, serta tak berasa. Sejak enam tahun saya tinggal di desa ini, tak pernah sekalipun melihat sendang ini berkurang airnya, baik musim hujan atau kemarau,” tutur salah seorang warga, Parmi, 25, saat ditemui Espos di Sendang Salak, Kamis (15/9/2011).

Rupanya tak hanya Sendang Salak, di Desa Brangkal, masih ada tiga sendang lainnya yang juga terus mengalir sepanjang tahun. Tiga sendang itu yakni Sendang Karang, Sendang Tangkil di Dukuh Gejikan dan Sendang Pancuran di Dukuh Banyurip.

Sama seperti Sendang Salak, melimpahnya air di tiga sendang itu banyak dimanfaatkan warga untuk keperluan rumah tangga sehari-hari.

Namun, apakah empat sumber mata air itu hanya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan warga, mengingat masih melimpahnya volume air yang terus keluar tak terbendung? Warga sekitar pun berharap tidak.

Mereka sangat bangga dengan potensi ajaib yang dimiliki desanya. Mereka ingin potensi itu tak hanya memenuhi kebutuhan pribadi sehari-hari, tapi lebih dari itu, keajaiban itu bisa dieksplorasi untuk potensi wisata.

“Sendang itu menurut cerita orangtua zaman dulu adalah peninggalan para wali. Kami punya bayangan, jika sendang itu sebenarnya bisa mendatangkan banyak potensi wisata. Misalnya untuk pemancingan, kolam renang, sumber perusahaan air minum dan lainnya. Tapi memang butuh dana besar,” tutur sesepuh desa, Suharno, 70.

Terkait potensi sumber air di desanya, Kepala Desa (Kades) Brangkal, Ondel Sumarno, mengungkapkan sudah sejak bertahun-tahun lalu pihaknya mengajukan proposal kepada pemerintah kabupaten (Pemkab).

Bahkan, tak hanya sekali atau dua kali, permohonan untuk mengoptimalkan sumber mata air itu sudah dilayangkan setiap tahun.

“Namun, belum pernah mendapat respons. Kunjungan dari Pemkab pun belum pernah. Jadi bisa
dikatakan masyarakat Sragen sendiri banyak yang belum tahu keberadaan sumber ini,” ujar Ondel.

Karena respons Pemkab yang cenderung diam, Ondel pun membuka kesempatan bagi siapa saja pihak yang tertarik untuk mengoptimalkan potensi sumber mata air itu. Sebab dengan letaknya yang terpencil di sekitar tanah pribadi milik warga, jelas tak memungkinkan untuk melakukan eksplorasi secara swadaya.

“Membebaskan tanah di sekitar sendang saja pasti sangat mahal. Saat ini kami membuka kesempatan, baik pihak swasta atau negeri, yang mau mengoptimalkan sumber mata air ini. Yang terpenting para warga bisa ikut terangkat kesejahterannya jika desa ini bisa lebih berkembang,” tandas dia.

(Syahaamah Fikria)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya