SOLOPOS.COM - Suporter PSIM (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Suporter PSIM (JIBI/Harian Jogja/Dok)

JOGJA—Buntut timbulnya korban jiwa akibat perpecahan di tubuh suporter PSIM membuat sejumlah pihak prihatin. Bahkan muncul wacana kelompok suporter PSIM yang saat ini ada yaitu Brajamusti dan The Maident bakal dibubarkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagai gantinya bakal dibentuk sebuah kelompok suporter yang lebih baik lagi.

Manajer pertandingan PSIM, Sukamto mengatakan ada wacana untuk membubarkan dua kelompok suporter. Langkah itu dilakukan untuk menghilangkan trauma dan mencari wadah independen dan lebih baik. Dan wacana itu menguat setelah mendapatkan masukan dari beberapa pihak.

“Wacana ini masih akan kami kaji lagi. Semua usulan memang merekomendasikan adanya pembubaran dua kelompok suporter dan membentuk baru lagi,” katanya  kepada Harian Jogja, Rabu (21/3).

Di tempat terpisah, Wakil Ketua Dewan Pembina PSIM Henry Koencoroyekti merasa prihatin dengan adanya dualisme suporter yang berujung timbulnya keresahan di tingkat bawah.

Apalagi, akibat dualisme itu timbil korban jiwa, M Nurul Huda, salah satu suporter yang tewas ditusuk seusai PSIM melakoni laga kandang menjamu Persiku Kudus di Stadion Mandala Krida, Senin (12/3) lalu.

“Tentu kami tidak ingin kejadian itu terulang. Kami mendesak manajemen PSIM untuk segera menuntaskan persoalan di dua kelompok yang selama ini berseteru,” kata Henry yang juga Ketua DPRD Kota Jogja itu.

Meski tidak memberikan deadline khusus kepada manajemen untuk penyelesaian konflik dua kubu suporter, pihaknya mengharapkan agar pertemuan intensif yang dimotori manajemen segera digelar demi kebaikan PSIM ke depan.

Lewat pertemuan intensif, politisi PDIP itu meyakini akan didapatkan rumusan ke depan untuk mengatasi masalah yang ada.

“Dari situ kan akan ada kejelasan bagaimana ke depan. Manajemen dan suporter bisa berembug bersama-sama sebagai upaya penyelesaian masalah yang ada,” tandasnya.

Terkait dengan penyatuan dua wadah suporter yang ada, Henry mengaku upaya itu bisa saja dilakukan namun dirinya melihat hal yang mendesak dilakukan adalah penyatuan niat dari kedua kelompok suporter.

“Jika dilebur jadi satu selama masih ada oknum yang tidak bertanggung jawab juga akan sama saja. Sekarang semua tergantung niat suporter untuk mendukung tim,” tandasnya.

Selain mendesak manajemen untuk intensif menggelar pertemuan suporter, Henry mengakui  langkah pelarangan atribut pada tiga laga kandang ke depan tetap bisa dilakukan untuk menjaga  keamanan.

“Memang kalau tanpa atribut sebenarnya akan berpengaruh terhadap tim. Tetapi demi kondusifitas keamanan langkah itu bisa dilakukan,” paparnya.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya