Solopos.com, SEMARANG — Badan Pusat Statistik mencatat inflasi di Jawa Tengah secara year on year (yoy) pada Oktober 2109 mencapai 2,84%. Sedangkan secara year to date (ytd) 2,15%. Solo menjadi penyumbang terbesarnya.
Tingkat inflasi itu, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono, cenderung terjaga. Bahkan secara bulanan (month on month/mom), hanya naik 0,01%.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Penyebab utama inflasi, ialah naiknya harga daging ayam ras, bawang merah, biaya akademi atau perguruan tinggi, rokok kretek filter, dan ketimun,” paparnya, Jumat (1/11/2019).
Adapun, penahan laju inflasi di Jateng pada Oktober 2019 ialah turunnya harga cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, cabe hijau, dan apel.
Inflasi tertinggi dikontribusikan Kota Solo yang mencapai 0,25%. Selanjutnya, Tegal dengan 0,13%, dan Kudus 0,1%. Adapun kota/kabupaten yang mendorong deflasi, ialah Purwokerto -0,08%, Cilacap -0,07%, dan Kota Semarang dengan -0,06%.
Secara historis, sambung Sentot, tingkat inflasi Jateng cenderung membaik. Pada Oktober 2017 inflasi sebesar 3,47% yoy, kemudian menurun menjadi 3,15% yoy pada Oktober 2018, dan 2,84% yoy pada Oktober 2019.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya