SOLOPOS.COM - Ilustrasi survei. (antaranews.com)

Solopos.com, SOLO — Badan Pusat Statistik (BPS) Solo menggelar survei perilaku masyarakat pada masa PPKM, hasilnya kebijakan tersebut berpengaruh terhadap kondisi emosional dan kesehatan mental masyarakat.

Namun demikian survei BPS Solo yang digelar 13-20 Juli 2021 mencatat masyarakat Kota Solo semakin patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19 selama PPKM.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ada sebanyak 1.069 responden berpartisipasi dalam survei perubahan perilaku masyarakat yang untuk kali kedua digelar BPS Solo. Survei tersebut bisa diakses masyarakat secara daring pada https://survey.bps.go.id/open/covid. Masyarakat umum bisa berpartisipasi memberikan informasi melalui survei daring tersebut.

Baca juga: PPKM Level 4, Masyarakat Karanganyar Diminta Tak Gelar Lomba Agustusan

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala BPS Solo, Totok Tavirijanto, mengatakan para responden yang mengisi survei tersebut sebesar 51% bekerja, 13 dirumahkan, dan 13% sisanya lain-lain. Responden ini dibatasi usia 17 tahun ke atas.

Menurutnya, merujuk pada hasil survei perilaku masyarakat pada masa PPKM Darurat, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan naik drastis. Hal ini terutama pada kepatuhan terhadap diri sendiri.

“Sebesar 92% responden patuh terhadap pemakaian masker satu lapis. Kalau dilihat pada survei perilaku masyarakat pada masa pandemi Juli 2020, kepatuhan ini hanya 36%. Artinya, ada peningkatan sangat luar biasa. Bahkan, sekarang ini 70% menggunakan masker dua lapis,” ujar dia, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (6/8/2021).

Baca juga: Kembalikan Komando Vaksinasi Covid-19 ke Dinas Kesehatan

Survei BPS Solo

Totok menerangkan masyarakat semakin sadar dan paham jika pandemi memang harus dilawan dengan memproteksi diri menerapkan prokes. Akan tetapi, ia menggarisbawahi ada 8% yang kurang patuh terhadap prokes sehingga jika angka dibiarkan akan berbahaya. Semestinya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap prokes ini 100%.

Lebih lanjut ia menjelaskan kepatuhan masyarakat dalam hal mencuci tangan atau memakai hand sanitizer juga meningkat. Tahun lalu angka kepatuhan ini 37%, sekarang 81%. Tren ini memang positif, tetapi capaiannya masih lebih rendah daripada pemakaian masker. Lantaran 16% responden jarang, bahkan 3% abai cuci tangan/memakai hand sanitizer.

Di sisi lain, tingkat kepatuhan terhadap prokes memang makin membaik, tetapi PPKM Darurat turut memengaruhi perubahan emosional masyarakat. Hal ini dipicu lantaran PPKM Darurat membawa konsekuensi pada pembatasan mobilitas masyarakat, kegiatan, dan aktivitas lainnya.

Baca juga: Nasib Buram Buruh Terancam PHK Massal dan Risiko Tertular Covid-19

Di sisi lain, aktivitas masyarakat banyak di luar, namun akhirnya terhalang pembatasan-pembatasan sehingga berdampak pada emosi mereka. Misalnya, dari work form office menjadi work from home.

“Hal yang diwaspadai dari responden kami, sekitar 20% sangat sensitif cepat marah saat melihat orang lain tidak patuh prokes. Bahkan, mereka yang tidak suka terhadap ketidakpatuhan ini sampai 71%. Artinya, 90% responden melihat orang melanggar itu gregeten,” papar dia.

Totok menambahkan hasil survei ini sudah disampaikan pada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan memeroleh sambutan positif dari Sekretaris Daerah. Dalam hal ini, hasil survei bisa dijadikan pertimbangan dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait pandemi.

Sementara itu, salah satu warga, Ayunda, berpendapat PPKM Darurat membuat aktivitasnya di luar terbatas. Terlebih ia tinggal di Solo sendiri sehingga butuh cara-cara ampuh untuk mengatasi rasa bosan, jenuh, dan stres.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya