SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com)–Badan Pusat Statistik (BPS) mengakui publikasi angka ramalan (ARAM) I dan II memang menimbulkan banyak dampak yang negatif. Namun yang berhak untuk menghentikan publikasi tersebut hanyalah pemerintah.

Demikian diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan, Minggu (20/3/2011). “Ada negatif dan positifnya, tapi masyarakat melihatnya dari angle negatif. Soal publikasi itu tergantung pemerintah,” katanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rusman menjelaskan, banyak pelaku pasar yang sering memanfaatkan buruknya ARAM I untuk melakukan spekulasi-spekulasi yang akan merugikan masyarakat, seperti menimbun hasil panen. Menurutnya, seharusnya masyarakat tidak harus selalu mempercayai ARAM I karena hanya sebuah prediksi untuk satu tahun ke depan. “ARAM kan angka ramalan, namanya ramalan tentu tidak selalu pas,” ungkapnya.

Rusman menambahkan, kepentingan menerbitkan ARAM ini bagi pemerintah dapat digunakan untuk melihat produksi dan seberapa penting melakukan impor dalam setahun ke depan. “ARAM I dapat melihat apakah produksinya mencapai target dan apakah penting melakukan impor ke depannya,” tambahnya.

Seperti diketahui, ARAM I berisi tentang produksi padi yang pada tahun ini diprediksi mencapai 67,31 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), naik tipis 1,35% atau 895,86 ribu ton dibandingkan produksi padi 2010 yang sebanyak 66,41 juta ton.

Namun Direktur Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro mengatakan BPS tak perlu lagi mengeluarkan angka ramalan (ARAM) karena prediksinya selalu meleset. Bahkan seringkali melesetnya besar. Anggoro menambahkan, ARAM I yang dikeluarkan hanya akan membuat heboh. Selain itu, awal tahun masih bisa melakukan penanaman karena dikabarkan Indonesia masih akan basah hingga Mei nanti.

(dtc/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya