SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pengangguran terdidik (intelektual) di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak beberapa tahun terakhir, sementara jumlah penganggur tidak terdidik makin turun.

Kepala Subdirektorat Statistik Ketenagakerjaan Badan Pusat Statistik (BPS), Aden Gultom mengatakan, dengan melonjaknya jumlah pengangguran intelektual maka tugas pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja juga akan semakin susah.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

“Sekarang pemerintah tidak bisa menciptakan lapangan kerja apa saja, namun harus lebih ke lapangan kerja yang bermutu,” kata Aden di sela workshop wartawan di Gedung Kantor Pusat BPS Jakarta, Rabu (19/8).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Aden, jika pemerintah hanya menciptakan lapangan kerja yang seadanya saja maka banyak dari penganggur terdidik itu yang tidak tertarik.

Langkah pemerintah dengan menggenjot program pendidikan siap kerja seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) cukup baik untuk menanggulangi kondisi itu. Namun, langkah itu baru terdengar dalam setahun ini di mana fenomena lonjakan tenaga kerja terdidik sudah besar.

Selain SMK, menurut Aden, pemerintah perlu meningkatkan program-program kredit dan bantuan untuk menciptakan pengusaha atau enterpreuner baru.

Hal itu diharapkan akan mendorong tenaga kerja terdidik tersebut untuk berkreasi dan menciptakan lapangan kerja baru.

“Sebagian pendidikan kita hanya menciptakan individu untuk menjadi buruh,” katanya.

BPS mencatat jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2009 mencapai 9.259.000 orang. Dari jumlah itu, jumlah pengangguran dengan pendidikan universitas mencapai 626.600 orang, diploma sebesar 486.400 orang, SLTA kejuruan 1.337.600 orang, SLTA umum 2.133.600 orang, SLTP 2.054.700 orang, SD 2.143.700 orang, tidak tamat SD 416.000 orang dan belum sekolah 60.300 orang.

Sementara pada Februari 2005 menunjukkan penganggur dengan pendidikan universitas mencapai 385.400 orang, kemudian naik pada Februari 2007 menjadi  409.900 orang, dan meningkat lagi pada Februari 2008 menjadi 626.200 orang.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya