SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indikator kemiskinan Indonesia sudah setara US$ 1,7 per hari. Indikator itu jauh meninggalkan negara China dan India yang masih di bawah US$ 1 per hari.

Kepala BPS Rusman Heriawan menyebutkan nominal indikator kemiskinan sebesar Rp 211.000/bulan/orang. Besaran tersebut diukur berdasarkan tingkat kebutuhan makanan dan non makanan. Dia menjelaskan kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang memenuhi kebutuhan hidup. Perhitungan bulan Maret 2010, standar kebutuhan makanan senilai Rp 155.615/bulan dan non makanan Rp 56.000/bulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi Bahan pokok itu kecukupan gizi sebanyak 2.100 kalori per hari atau senilai Rp 5.000 per hari atau Rp 155.615 per bulan. Kedua, kebutuhan non makanan, seperti kesehatan, pendidikan, transportasi, tentunya bukan yang luxurious,” ujar Rusman, Senin (27/9).

Rusman menyampaikan indikator tersebut berbeda-beda setiap daerah berdasarkan harga komoditas di daerah itu. DKI Jakarta memiliki indikator kemiskinan tertinggi yaitu sebesar Rp 331 ribu. “DKI itu Rp 331,2 ribu, tertinggi. Yang mendekati Rp 300 ribu itu ada Papua Barat Rp 294,7 ribu. Kepulauan Riau tepatnya Batam itu Rp 295,1 ribu, Aceh Rp 278,4 ribu, Kalimantan Selatan Balikpapan itu Rp 285,2 ribu. Yang rendah misalnya Jatim Rp 199,3 ribu, NTT Rp 175,3 ribu, Sulawesi Selatan Rp 163,1 ribu,” paparnya.

Dengan indikator tersebut, Rusman menyatakan terdapat 13,3% atau 31 juta penduduk berada di bawah garis kemiskinan. “Kemiskinan kita sekarang terakhir 13,3% atau 31 juta orang yang masih di bawah garis kemiskinan,” ujarnya.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya