SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG – Badan Pusat Statistik menyebut jumlah warga miskin di Jawa Tengah (Jateng) terus mengalami penurunan. Selama enam bulan terakhir, jumlah warga miskin di Jateng berkurang sekitar 124.200 orang.

Dengan pengurangan tersebut, penduduk miskin di Jateng kini menjadi 3,74 juta orang atau sekitar 10,8% dari total penduduk di provinsi tersebut. Angka itu turun sekitar 0,39% dari data terakhir jumlah warga miskin di Jateng pada September 2018, yang mencapai 3,87 orang atau sekitar 11,19%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Secara nasional. Jateng menjadi satu dari 5 provinsi dengan persentase penurunan kemiskinan terbesar. Dilansir dari laman resmi BPS, kontribusi Jateng terhadap penurunan kemiskinan di Indonesia tercatat sebesar 0,39 poin. Dari penurunan angka kemiskinan nasional pada September 2018 hingga Maret 2019 sebesar 531.000 orang, Jateng menyumbangkan angka penurunan kemiskinan sebesar 124.200 orang.

Penurunan tingkat kemiskinan Jateng terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan. Di Perkotaan, presentase penduduk miskin pada Maret 2019 turun menjadi 9,20% dibanding September 2018 sebanyak 9,67%. Sementara di perdesaan dari 12,80% pada September 2018 menjadi 12,48% pada Maret 2019.

“Selama periode September 2018 – Maret 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sebanyak 75,6 ribu orang [dari 1,71 juta orang pada September 2018 menjadi 1,63 juta orang pada Maret 2019]. Sementara di daerah perdesaan juga mengalami penurunan sekitar 48.600 orang [dari 2,16 juta orang pada September 2018 menjadi 2,11 juta orang pada Maret 2019],” jelas Kepala BPS Provinsi Jateng, Sentot Bangun Widoyono, dalam siaran persnya, Selasa (16/7/2019).

Penanganan kemiskinan memang menjadi prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, bahkan menargetkan angka kemiskinan ditekan hingga menjadi satu digit.

“Sejak saya menjabat pada 2013 lalu, angka kemiskinan di Jateng 14,44% dan turun menjadi 11,32% di tahun 2018. Namun angka itu masih cukup tinggi, untuk itu kami menargetkan pada lima tahun yang akan datang, turun menjadi 7,48%,” kata Ganjar.

Sejumlah terobosan telah dilakukan Ganjar, salah satunya dengan membentuk program Satu Dinas Satu Desa Miskin. Dengan program itu, Ganjar menggerakkan seluruh Organisasi Perangkat Desa (OPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Jateng untuk menggarap masing-masing satu sektor desa miskin.

“Selain itu, kami juga fokus pada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka pengangguran dan peningkatan indeks pembangunan manusia. Saat ini, saya sedang menggenjot upaya pertumbuhan ekonomi Jateng menjadi 7%,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya