Solopos.com, JOGJA — Merapi kembali mengeluarkan awan panas, Sabtu (27/3/20210) petang. Hal ini menyusul aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang kembali meningkat.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menjelaskan awan panas meluncur ke sektor barat daya.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
“Awan panas guguran Merapi tanggal 27 Maret 2021 pukul 17.58 WIB mengarah ke barat daya,” kata Hanik dalam keterangannya, Sabtu (27/3).
Baca juga: Bermunculan Kedai Merapi, Warga Kemalang Mulai Gemar Budidaya Tanaman Kopi
Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo 41 milimeter dan durasi 163 detik.
“Estimasi jarak luncur 1.600 meter ke arah barat daya. Angin bertiup ke utara,” paparnya.
Selain awan panas, teramati juga guguran lava dengan jarak 600 meter. “Teramati 4 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 600 meter ke arah barat daya,” sebutnya.
Baca juga: Proyek Perbaikan Jalan Bikin Pasokan Air PDAM Kulonprogo Terganggu, Pelanggan Mengeluh
Lebih lanjut, BPPTKG juga mencatat gempa guguran pada periode pukul 12.00 hingga 18.00 WIB sebanyak 29 kali gempa guguran, 4 kali gempa fase banyak dan 1 kali tektonik jauh. Hingga saat ini BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi di level Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer dan pada sektor tenggara yaitu Sungai Gendol sejauh 3 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak Merapi.