SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jogja--Setelah mengganas dalam dua pekan terakhir, Gunung Merapi dinilai telah melewati fase berbahaya. Aktivitas gunung teraktif di Indonesia tersebut pun disebut tengah mengalami tren penurunan.

Kepala Balai Penyuluhan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo menegaskan bahwa fase puncak letusan Merapi telah terlampaui. Namun ia meminta masyarakat tetap waspada.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

“Letusan yang telah terjadi telah melampaui kondisi maksimum dalam sejarah letusan Gunung Merapi yang tercatat dan sangat kecil kemungkinan akan terjadi letusan besar yang mampu mengeluarkan bahan material melebihi 100 juta meter kubik. Jadi secara umum gunung Merapi sudah melewati fase berbahayanya,” terang Subandriyo seperti dilansir detikcom, Selasa (9/11).

“Dalam dua hari terakhir ini, khususnya sejak Senin malam (8/11), aktivitas Gunung Merapi cukup tenang, meski segala kemungkinan dapat saja terjadi,” jelasnya.

Subandriyo menjelaskan, aktivitas dan letusan  Gunung Merapi pada tahun 2010 sangat jauh berbeda dengan yang terjadi dalam 100 tahun terakhir.

“Letusan kali ini ditandai dengan letusan eklusif yang mencapai skala 4 (dari skala 8 yang merupakan ukuran maksimum letusan sebuah gunung berapi), yaitu material yang dikeluarkan melampaui 100 juta meter kubik dengan lontaran batu pijar pasir dan awan panas yang bisa mencapai ketinggian 10 km dari ujung kepundan gunung,” tambahnya.

Menurut Subandriyo, letusan yang terjadi pada tahun 2010 ini melebihi letusan Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 1872 yang mengeluarkan bahan material lebih dari 100 juta meter kubik, dengan suara gemuruh melebihi 60 km, melewati masa getaran lebih dari lima hari, dengan kecepatan injeksi magma sangat cepat dari kedalaman 6 km sebesar 25 meter kubik hingga 35 meter kubik per detik atau dalam beberapa jam mencapai 3 juta meter kubik.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya