SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Gunungkidul–Masyarakat Gunungkidul tak perlu risau. Badan Penyelidikan dan Penelitian Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menegaskan, sangat kecil kemungkinan Gunung Purba Nglanggeran yang terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Jogjakarta, kembali aktif.

“Belum pernah terjadi, kemungkinan (meletus kembali) sangat kecil,” ujar Kepala BPPTK Yogyakarta, Subandriyo, saat dihubungi, Kamis (11/11).

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Subandriyo menjelaskan, letak Gunung Nglanggeran dengan Merapi yang cukup dekat menjadi penyebab kenapa gunung purba ini kecil kemungkinan kembali meletus. Saat ini, jalur keluarnya magma dari gunung purba ini sangat sulit ditembus.

“Lokasinya kan dekat dengan Merapi yang sangat aktif, bagaimana magma keluar dari jalur yang susah ditembus. Jaraknya dengan Merapi sekitar 40 km. Itu sangat kecil kemungkinannya (meletus kembali). Perlu dilakukan verifikasi terlebih dulu,” tuturnya.

Gunung Purba Nglanggeran terakhir kali meletus pada 60 juta tahun lalu. Saat ini, gunung purba ini tidak masuk dalam golongan gunung api. Sangat jarang terjadi gunung purba seperti ini bisa kembali aktif setelah jutaan tahun.

“Memang tidak tergolong gunung api. Sudah lama sekali meletusnya, sudah di luar sejarah,” tuturnya.

Sedangkan soal laporan warga setempat yang mengaku mendengar suara gemuruh dan merasakan getaran dari arah Gunung Nglanggeran, Subandriyo tak bisa menerka-nerka dari mana asalnya. Termasuk apakah getaran dan gemuruh tersebut merupakan pantuland dari Gunung Merapi.

Menurutnya, laporan warga setempat tersebut masih perlu dicek langsung kebenarannya langsung ke lapangan. Subandriyo mencontohkan, saat ada laporan bau belerang di wilayah Klaten, setelah dicek langsung ternyata tidak terbukti kebenarannya.

“Sejauh ini tidak tahu (apa itu). Kemarin ada laporan di Klaten ada bau belerang, setelah kita cek tidak ada,” ucapnya.

Subandriyo berjanji akan melakukan verifikasi langsung ke lapangan sebelum mengumumkan ke masyarakat tentang kondisi gunung purba itu.

“Kita belum cek ke lapangan, nanti kalau sudah ada verifikasi, baru kita bisa umumkan,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, warga sekitar Gunung Nglanggeran merasakan getaran dan suara gemuruh dari gunung yang sudah lama tidak aktif ini. Kondisi tersebut telah membuat resah warga setempat. Bahkan salah seorang warga bernama Bachroni, yang bertempat tinggal sekitar 15 km dari Gunung Nglanggeran, pagi ini mengaku melihat langsung adanya kepulan asap keluar dari arah gunung tersebut.

dtc/tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya