SOLOPOS.COM - Ilustrasi upaya mengusir hama burung di sawah. (JIBI/Solopos/Antara)

BPMD Jateng mengajak investor mengembangkan kawasan industri di lahan pertanian yang hanya sekali panen dalam setahun.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong pengembangan kawasan industri di tanah marginal atau lahan yang tidak produktif. Dorongan itu mengemuka seiring dengan semakin banyaknya investor yang masuk ke provinsi ini.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

“Sejauh ini minat investasi sangat baik. Penataan ke arah kawasan mengarah ke sana [industri], mudah-mudahan target akhir tahun akan tercapai,” kata Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jateng Sujarwanto Dwiatmoko di Kota Semarang, Jumat (7/10/2016).

Untuk pengembangan kawasan industri itu, BPMD Jateng mendorong investor memanfaatkan tanah marginal atau lahan yang tidak produktif. Tanah yang tidak produktif itu tentunya bukan sawah irigasi atau setengah irigasi.

“Seperti contohnya tanah yang panennya satu tahun sekali, saat menunggu hujan, ini dikatakan tidak produktif,” katanya.

Terkait pengembangan kawasan industri itu, pihaknya sudah mengarahkan para investor untuk betul-betul selektif dalam menentukan kawasan industri. “Tidak harus seluruh kabupaten/kota memiliki kawasan industri yang pasti kawasan industri ini tidak boleh mengganggu sawah lestari,” katanya.

Oleh karena itu, penting dipilih daerah yang tanahnya tidak produktif. Industri dapat didirikan di kawasan berbukit asalkan tidak basah. “Seperti tanah-tanah marginal karena industri punya kemampuan untuk itu, hanya harus diimbangi dengan perencanaan infrastruktur yang lebih baik di antaranya listrik, air, dan infrastruktur jalan,” katanya.

Sementara itu, beberapa daerah di Jawa Tengah yang dianggap potensial oleh investor salah satunya ada Brebes. Meskipun tidak menyampaikan secara rinci, diakuinya ada kenaikan permintaan lahan di daerah tersebut.

“Tol yang menghubungkan antara Jakarta dengan Brebes ternyata direspon sangat baik oleh investor. Kebanyakan industri yang masuk ke Jawa Tengah masih bersifat padat karya,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya