SOLOPOS.COM - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto ditemui wartawan seusai mengisi kuliah umum kepada wisudawan Program Pascasarjana UGM di Grha Sabha Pramana, Rabu (18/1/2017). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

BPJS Ketenagakerjaan terus meningkat jumlah peserta.

Harianjogja.com, JOGJA — Kinerja Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan sepanjang 2016 kemarin dinilai memuaskan. Tahun ini target capaian kepesertaan maupun dana yang dikelola pun semakin ditingkatkan. Salah satu caranya dengan sistem keagenan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga : BPJS KETENAGKERJAAN : 2017, Target Peserta 25,2 Juta

Menurut Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan RI Agus Sutanto, upaya peningkatan kepesertaan perlu melibatkan berbagai elemen untuk bahu-membahu memahamkan pentingnya jaminan sosial kepada masyarakat. Baginya, jaminan sosial berperan penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Upaya perluasan kepesertaan jika dilakukan dengan menambah kantor pelayanan ke semua daerah atau semua pulau, dirasa masih belum memungkinkan. Salah satu cara yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan yakni dengan mengerahkan agen.

Tahun kemarin, BPJS Ketenagakerjaan sudah mulai menerapkan inovasi sosial agen Perisai yaitu Penggerak Jaminan Sosial Indonesia, yang bertugas menyosialisasikan jaminan sosial kepada para masyarakat pekerja di level bawah. Harapannya, agen-agen tersebut bisa membantu menjaring peserta baru khususnya peserta kategori Bukan Penerima Upah (BPU).

“Pilot project-nya [Perisai] di Jogja dan Jember. Bulan ini kita kembangkan ke 11 kota secara bertahap,” katanya,  ditemui usai mengisi kuliah umum di Grha Sabha Pramana, Rabu (18/1/2017).

Melalui penerapan agen Perisai dan inovasi sosial lainnya seperti GN Lingkaran, BPJS Ketenagakerjaan mampu menambah peserta BPU sebanyak 1,4 juta. GN Lingkaran merupakan program yang melibatkan BUMN, perusahaan swasta dan perorangan yang bersedia menyalurkan donasi CSR pada pekerja rentan seperti nelayan, guru honor, dan petani untuk didaftarkan sebagai peserta jaminan sosial.

Sementara itu, salah satu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Stefanus Indri Sujatmiko yang bergerak di bidang pembuatan lampu dari bonggol jagung mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum mendaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Alasannya, bisnis yang ia geluti belum membuahkan penghasilan yang tetap. “Karena penghasilannya belum rutin jadi untuk bayar-bayar iuran juga masih mikir-mikir,” katanya.

Namun di sisi lain, ia mengakui pentingnya perlindungan melalui BPJS Ketenagakerjaan itu. Untuk perajin sepertinya, perlindungan jaminan sosial memang dibutuhkan untuk melindunginya saat terjadi kecelakaan kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya