Solopos.com, SOLO – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengandeng paguyuban atau asosiasi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan jumlah peserta dari sektor informal atau pekerja bukan penerima upah.
Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Solo, Supriyanto, menyampaikan saat ini jumlah peserta dari sektor informal sebanyak 6.000 orang.
Padahal pihaknya menargetkan mampu menjaring 28.000 peserta dari pekerja informal. Dia mengakui penambahan peserta dari sektor ini cukup sulit jika dibandingkan dari sektor formal.
Kepala Bidang Pemasaran Informal BPJS Ketenagakerjaan Cabang Solo, Widodo Andriyanto, menyampaikan kesulitan penjaringan peserta dari sektor informal adalah anggapan masyarakat bahwa peserta BPJS Ketenagakerjaan identik dengan pekerja formal.
Selain itu, kepesertaan dari sektor informal ini sifatnya sukarela sehingga cukup sulit menjaring peserta dalam jumlah besar dalam satu waktu.
“Hal ini karena masyarakat belum mengerti keuntungan jangka panjang karena sistemnya [BPJS Ketenagakerjaan] adalah investasi jangka panjang,” ungkap Supriyanto saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (25/8/2014).
Menurut dia, peluang peserta dari sektor informal ini sangat besar. Dia mengatakan ada sekitar 30.000 pelaku UMKM di Solo dan 27.000 orang di Sukoharjo yang belum tergarap secara maksimal.
Supriyanto mengatakan belum lama ini, pihaknya meluncurkan kios elektronik di Jakarta dan Jogja untuk menjaring peserta dari sektor ini. Kios tersebut diletakkan di lokasi banyak pekerja bukan penerima upah seperti di pasar.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
