SOLOPOS.COM - Direktur Kesehatan dan Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan Andayani Budi Lestari saat memberikan sosialisasi tentang BPJS Kesehatan di SMP Negeri 1 Wonosari, Kamis (21/7/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

BPJS Kesehatan menyelenggarakan kegiatan Goes to School di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Wonosari

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyelenggarakan program Goes to School di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Wonosari, Kamis (21/7/2016). Penyelenggaraan acara itu, tidak sendirian karena dilakukan serentak di 12 kota lainnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Diharapkan dari kegiatan ini maka para siswa menjadi paham dan sadar akan pentingnya jaminan kesehatan. Namun yang paling penting, melalui acara Goes to School, anak-anak diajarkan nilai-nilai kegotongroyongan sejak dini, di mana asas ini digunakan BPJS untuk menjalankan program jaminan kesehatan.

Direktur Kesehatan dan Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan Andayani Budi Lestari mengatakan, program Goes to School merupakan kegiatan yang digelar dalam rangka peringatan ulang tahun BPJS Kesehatan.

Dalam kegiatan ini, senior leading perusahaan diminta melakukan sosialisasi ke sekolah yang dulu pernah digunakan untuk mengenyam pendidikan.

“Kebetulan saya pernah sekolah di sini [SMP Negeri 1 Wonosari] jadi saya harus melakukan sosialisasi tentang program yang dimiliki BPJS,” kata Andayani kepada wartawan, Kamis kemarin.

Dia menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya kesehatan dan menjalankan pola hidup sehat. Tidak dipungkiri, selama ini, masa remaja merupakan masa yang rentan dan memiliki risiko yang tinggi terhadap pengaruh lingkungan sekitar.

Oleh karenanya, melalui kegiatan ini generasi muda diberikan pemahamaan tentang perilaku yang baik sehingga dapat terhindar dari perilaku kurang sehat yang bisa rentan terhadap serangan penyakit.

Data dari BPJS Kesehatan, tahun lalu dana sebesar Rp16,9 triliun digunakan untuk pengobatan penyakit katastropik seperti jantung, gagal ginjal, kanker hingga stroke.

Jumlah ini, kata Andayani merupakan nilai yang bukan main-main sehingga harus dilakukan pencegahan karena hal itu bisa berpengaruh terhadap keberlangsungan penyelenggaran BPJS Kesehatan.

“Pencegahan kita lakukan dengan menyasar melalui anak usia 10-19 tahun, di mana jumlah ini merupakan usia terbanyak di Indonesia. Jadi dengan sosialisasi ini, diharapkan para anak bisa melakukan pola hidup sehat sehingga bisa terhindar dari serangan penyakit katastropik,” kata Andayani kepada wartawan.

Selain edukasi tentang pentingnya pola hidup sehat, kegiatan BPJS Kesehatan Goes to School juga diharapkan mampu membentuk dan meningkatkan rasa kesadaran dan kerelaan untuk membantu sesama. Untuk itu, para siswa diberikan pemahaman tentang mekanisme dan cara kerja pelaksanaan program BPJS.

Andayani menjelaskan, cara kerja dari jaminan kesehatan ini sangat mengedepankan gotong royong, di mana seorang peserta akan membantu pengobatan peserta lain saat sakit. Dia mencontohkan, untuk pembiayaan operasi jantung, salah seorang peserta biaya Rp150 juta.

Dengan iuran premi rata-rata Rp51.000 per bulan, maka diperlukan sebanyak 3.737 peserta JKN-KIS yang sehat untuk membiayai operasi tersebut. “Kalau hanya seorang peserta saja yang membiayai maka tidak akan mampu, sehingga butuh bantuan dari peserta lain,” ujarnya.

Oleh karena itu, dibutuhkan peran generasi muda untuk mengawal keberlangsungan program JKN-KIS sangatlah besar. Diharapkan dengan pemberian pemahaman ini maka para siswa memiliki rasa kepdulian dan kegotongroyongan sejak dini dan bisa menyukseskan program Indonesia lebih sehat. “Kita manfaatkan bonus demografi yang dimiliki untuk menyukseskan program BPJS Kesehatan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wonosari Agus Suryono memberikan apresiasi terhadap program BPJS Kesehatan Goes to School. Kegiatan ini, selain untuk mengenalkan tentang program kesehatan, juga untuk memberikan motivasi kepada siswa karena pembicara dalam kegiatan ini merupakan alumni dari sekolah.

“Manfaat yang kita terima dobel, karena siswa juga mendapat tambahan semangat untuk bisa mewujudkan cita-cita yang dimiliki, karena Bu Andayani merupakan alumni sekolah tahun 74,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya