Solopos.com, JAKARTA -- Ketua Pelaksana Tugas Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono mengaku prihatin paham keagamaan yang sempit menyebar ke berbagai elemen masyarakat termasuk aparatur sipil negara (ASN). Apalagi, kata dia, hasil survei di sejumlah lembaga menunjukkan banyak ASN yang tidak menyukai Pancasila.
Hariyono menilai, ada dua faktor penyebab fenomena tersebut. Pertama, hilangnya pendidikan Pancasila pada kurikulum sekolah dasar hingga perguruan tinggi sejak 1998 sampai 2016. Kedua, kata dia, hal tersebut juga disebabkan kurangnya peran pemerintah memberikan ilmu soal Pancasila.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
"Maka hasil riset beberapa lembaga, teman-teman di ASN, banyak yang tidak suka Pancasila. Ini kan tantangan, kan lucu sebagai aparatur negara tapi dia tidak setuju Pancasila," kata Hariyono saat ditemui di Marlynn Park Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2019).
Dengan adanya hasil survei tersebut, Hariyono sebagai bagian dari BPIP pun mengingatkan seluruh kementerian/lembaga serta instansi seperti TNI/Polri mulai gencar untuk memberikan pendidikan Pancasila kepada para ASN.
Baca juga: Bendera Identik HTI Berkibar di SMKN 2 Sragen.
Hariyono mengatakan, memberikan pendidikan Pancasila itu penting dilakukan. Sebab, Pancasila sebagai ideologi negara masih harus diperjuangkan sebagai cita-cita bangsa.
"Pancasila sebagai sebuah dasar negara itu sudah final. Tapi kalau sebagai sebuah cita-cita bangsa itu belum final. Makanya, kita perjuangkan bersama," kata dia.
Baca juga: Bendera Identik HTI Berkibar di Masjid Baitul Makmur Solo Baru.