SOLOPOS.COM - Anggota tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan melakukan eskavasi di Candi Songgoriti, Batu, Jawa Timur, Sabtu (13/11/2021). Eskavasi tersebut dilakukan untuk mencari gambaran bentuk asli candi yang diduga adalah penanda sebuah petirtaan atau pemandian suci pada jaman kerajaan Mataram Kuno di abad 9 Masehi. (Antara)

Solopos.com, MALANG — Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur menemukan sistem drainase saat melakukan proses ekskavasi Candi Songgoriti di Kota Batu, Jawa Timur. Sisten drainase itu diperkirakan peninggalan Belanda.

Ketua Tim Ekskavasi Penyelamatan Situs Candi Songgoriti BPCB Provinsi Jawa Timur, Muhammad Ichwan, mengatakan instalasi sistem drainasi itu ditemukan setelah tim membuka kotak C9. “Itu diperkirakan dibangun pada masa Belanda,” kata Ichwan, Rabu (17/11/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sistem drainase yang ditemukan di area Candi Songgoriti tersebut berupa dua buah instalasi yang mirip dengan selokan di sebelah barat laut bangunan candi. Instalasi tersebut disusun dari batu bata.

Baca Juga: Korupsi Alsintan Rp4 Miliar, Eks Kasi Dispertan Ponorogo Jadi Tersangka

Menurut Ichwan, batu bata yang dipergunakan untuk membuat instalasi saluran drainase tersebut berukuran panjang 25 centimeter, lebar 13 centimeter dan tebal lima centimeter. Saat ini, tim ekskavasi melanjutkan pencarian instalasi drainase tersebut.

“Ada dua, semacam selokan yang berada di sebelah barat laut dari candi ini. Itu tersusun dari bata dengan ukuran sama. Ditemukan pada kotak gali C9, dan kami kejar lagi ke arah utara. Kotak C10 akan kami buka,” ujarnya.

Ia menjelaskan berdasarkan catatan, bangunan Candi Songgoriti pernah beberapa kali dipugar oleh Belanda. Pemugaran tercatat dilakukan pada 1921. Tim ekskavasi juga menemukan lingkaran-lingkaran timah pada candi induk yang merupakan sebuah penanda.

“Kami mengetahui di candi induk terdapat lingkaran-lingkaran timah, itu sebagai penanda dalam pemugaran. Itu adalah susun ulang, penempatan ulang,” katanya.

Baca Juga: Kaji Kenaikan Rp22.700 atau Rp100.000, Jatim Belum Tetapkan UMP 2022

Selain itu, lanjutnya, pada proses ekskavasi yang dilakukan sejak 10 November 2021 juga ditemukan adanya sistem penguatan bangunan candi yang terletak di bawah batur. Penguatan tersebut menggunakan bata yang berukuran sama dengan sistem instalasi drainase.

Ia menjelaskan, pondasi batur pada bangunan Candi Songgoriti tersebut tersusun sembilan lapis. Pada bagian bawah setelah pondasi bata penguat tersebut, juga ditemukan plat beton setebal kurang lebih 40 centimeter.

“Itu untuk penguat yang diberikan Belanda dalam pemugaran yang dilakukan pada 1921. Belanda juga sudah melakukan inventarisasi, pendokumentasian dan pemugaran,” ujarnya.

Sebagai informasi, Candi Songgoriti terletak di lembah antara Gunung Kawi dan Anjasmoro di Desa Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu. Candi tersebut dibangun dari batuan andesit yang berdekatan dengan sumber mata air panas di wilayah itu.

Baca Juga: Hujan Terus, Hasil Panen Petani Tembakau Ponorogo Tak Layak Jual

Candi Songgoriti ditemukan oleh Van Ijsseldijk pada 1799. Pemerintah Hindia Belanda melakukan pemugaran candi pada 1849 dan 1863 yang diketuai oleh Rigg dan Brumund. Knebel juga melakukan inventarisasi serta pemugaran pada 1902 dan 1921 hingga 1923.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya